Optimisme tersebut didapat seiring dengan berjalannya program pengampunan pajak atau tax amnesty.
"Pertumbuhan kredit di 12%, sudah memperhitungkan tax amnesty," ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis malam (1/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tantangan yang kita hadapi pertumbuhan kredit di 2016 bisa di bawah 10%. Jadi kita harapkan pertumbuhan kredit tetap baik dan rasio NPL (kredit bermasalah) tidak kemudian meningkat," terang Agus.
Secara umum, mantan Menteri Keuangan tersebut menambahkan penyaluran kredit masih dalam kondisi yang terjaga. Terlihat pada posisi rasio kredit bermasalah yang masih rendah.
"Kita mengetahui kemarin ini rasio kredit bermasalah meningkat jadi 3,1% dan ini terlihat dalam 3 tahun terakhir yang tadinya 2,4% naik ke 3,1%," ungkapnya.
"Tapi kalau untuk konsumer khususnya pemilikan rumah untuk pemilikan otomotif, adalah area yang selama ini cukup terjaga. Jadi kalau LTV secara khusus diberikan relaksasi adalah kita ingin supaya pinjaman konsumsi pemilikan properti, rumah kendaraan dapat berkembang," papar Agus. (mkl/wdl)