Ponsel pintar tersebut ditarik dari peredaran setelah marak insiden baterainya meledak saat digunakan pelanggan. Maraknya keluhan dari pelanggan memaksa perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) itu melakukan penarikan (recall) produk.
Gara-gara saham anjlok, nilai kapitalisasi pasar Samsung pun menyusut. Sebanyak US$ 14,3 miliar (Rp 185,9 triliun) lenyap hanya dalam beberapa hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Myung Sub Song, analis dari HI Investment & Securities, memprediksi penarikan produk ini akan mengurangi 1 triliun won (Rp 1,85 triliun) dari laba Samsung di triwulan III-2016.
Ia juga memprediksi pengiriman Note 7 menjelang tutup tahun ini juga akan berkurang dari sebelumnya 12-15 juta unit menjadi hanya 6 juta unit saja.
"Poin paling penting adalah apakah Note 7 yang diproduksi selanjutnya akan bermasalah atau tidak? Jika masih bermasalah, maka ini akan jadi sentimen yang buruk bagi Galaxy S8 yang akan rilis tahun depan," kata Myung Sub Song lewat sambungan telepon kepada CNBC, Selasa (13/9/2016).
Pekan lalu, Samsung sudah mengimbau para pemilik Note 7 untuk mematikan ponsel tersebut lalu mengembalikannya ke diler Samsung terdekat untuk ditukar.
"Prioritas pertama kami adalah para pelanggan. Kami meminta pelanggan mematikan Note 7 miliknya dan menukarnya secepat mungkin," kata DJ Koh, Presiden Direktur Unit Mobile Communications Business Samsung. (ang/dnl)











































