Di masyarakat banyak beredar hal-hal yang berbau mitos, meski kadang itu adalah fakta. Pun begitu dalam hal keuangan.
Pernah dengar mitos keuangan apa? Bagaimana menjadikan mitos itu sebagai fakta? Berikut setidaknya, 5 mitos keuangan yang beredar di masyarakat.
1. Menikahlah maka kau akan kaya
Bagaimana pernikahan membuat sepasang manusia bisa kaya? Apalagi jika yang bekerja hanya salah satu. Bagi muslim tentunya tidak asing dengan pepatah atau tepatnya hadist tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kaya bisa diwujudkan dengan pembagian partnership rumah tangga dan melakukan budgeting untuk kebutuhan keuangan baik saat ini, esok dan nanti, terhadap pos sosial, cicilan utang, investasi, biaya hidup dan dana cadangan, baik sendiri maupun ditambah dengan mewakilkan pengelolaan kepada pihak ketiga, yaitu asuransi.
Pembagian peran, suami sebagai direktur dan istri sebagai manajer atau menteri keuangan, merupakan kolaborasi yang pas, sehingga dari dan kemannya uang teratur dan tepat guna. Jangka pendek, rezeki bertambah, dengan berinvestasi jangka panjang kaya menanti, asal anda disiplin.
Langkah selanjutnya adalah memenuhi kebutuhan keuangan keluarga dan mengatur keinginan, agar tidak terjadi pengeluaran yang leb`ih besar dari pendapatan.
2. Pernikahan anak sulung dengan bungsu akan menjadikan keluarga kaya
Karakter anak sulung dan anak bungsu yang biasanya berbeda, dapat menjadi partner yang hebat dalam rumah tangga dalam mewujudkan mitos kaya. Anak sulung terbiasa memanajemen banyak hal, bertanggung jawab dan mandiri dengan anak bungsu yang biasanya gelagapan mengatur sesuatu, karena terbiasa diatur kakak-kakaknya alias terima jadi dapat menjadi tim kolaborasi yang saling melengkapi.
Anak sulung berjiwa pekerja keras, tak lelah mencari uang, anak bungsu suka menabung, tak gemar foya-foya, kebayang kan kalau anak bungsu dan anak sulung jadi pasangan. Setahun aja mungkin bakal punya rumah dan kebutuhan investasinya terpenuhi semua.
Untuk mewujudkan menjadi pasangan yang kaya, dengan mendelegasikan manajemen keuangan kepada pasangan yang bungsu, yang tak gemar foya-foya dan rajin menabung dan pasangan yang sulung silakan bekerja dengan keras.
Pengelolaan keuangan sesuai kebutuhan bisa menggunakan pola 10 20 30 40 (persentase dari pendapatan), dengan urutan sosial, cicilan utang, saving dan proteksi serta biaya hidup.
Baru tahu kan? Ternyata ada ya mitos seperti itu yang bisa juga diwujudkan menjadi kenyataan. Yang pasti sih untuk bisa menabung dan berinvestasi anda harus bisa mengelola keuangan dengan baik dan benar.
Ke mana anda bisa belajarnya? Ikuti workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket).
Mumpung bulannya pesta demokrasi, tanyakan juga adanya DISKON PESTA DEMOKRASI hanya di bulan April ini saja. Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.
Dalam tulisan berikut kita akan bahas apa lagi yang selama ini menjadi mitos tapi ternyata bisa diwujudkan menjadi kenyataan.
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.