Teras BRI Kapal Bahtera Seva III menjadi saksi pertumbuhan mereka dari tahun ke tahun. Sejumlah nasabah bahkan sudah naik kelas menjadi nasabah prioritas dengan omzet puluhan hingga ratusan juta meski keberadaannya ratusan kilo dari pusat ibu kota kabupaten di Labuha, Pulau Bacan.
Dibantu Bank BRI, mereka meminjam kredit untuk usaha mereka yang semula dikatakan tak seberapa hingga kini senilai ratusan juta bahkan setara kualitasnya dengan komoditi dunia. detikcom pun ikut dalam ekspedisi Bahtera Seva III dan menjejaki kesuksesan mereka, satu per satu mulai dari Pulau Bacan (homeport), Pulau Batang Lomang, Madapolo, Saketa, Kayoa, lalu kembali lagi ke homeport. Berikut ulasannya.
Pertama berkunjung di Pulau Bacan ada Yani (30). Dia adalah salah satu penjual ikan fufu yang tersohor seantreo Bacan. Betapa tidak, dalam sehari dia mampu menjual 30 sampai 100 ekor dengan harga bervariasi mulai dari Rp 30 sampai Rp 35 ribu. "Orang-orang suka bawa pulang ke Ternate dan Jawa. Saya saja baru dari Makassar bawa 20 ekor. Ikannya bisa tahan sampai 3 hari kok," kata Yani kepada detikfinace di Labuha, Bacan, Senin (5/3/2019).
Bukan cuma orang-orang biasa yang kerap singgah di warung ikan fufu, pejabat setempat pun jadi langganan Yani. "Yang sering datang ke sini Wakil Bupati, kepala rutan langganan beli ikan. Mereka juga beli kalau ada tamu dari Jakarta untuk jadi oleh-oleh. Turis bule juga suka ke sini katanya ikannya enak tapi mereka paling beli 10 ekor saja," tandasnya.
Dengan semakin terkenalnya warung ikan fufu Yani maka semakin banyak juga pendapatannya yang sebagian besar untuk kebutuhan hidupnya dengan tiga orang anak.
"Makanya saya ikut KUR BRI pinjam Rp 50 juta yang tadinya saya cuma pinjam Rp 2 juta saja. Pinjaman itu buat tambahan modal dan untuk bangun kos-kosan di Bau-bau. Dari ikan fufu juga saya sudah bisa beli motor (sport)," papar Yani panjang lebar.
Kemudian berlanjut di Pulau Batang Lomang kesuksesan ikan garam milik Khadijah M Sani menyeruak. Sarjana lulusan matematika ini enggan bekerja di kota karena ingin membangun desanya. Dari hasil berjualan ikan garam atau ikan asin dia bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan besar.
![]() |
Apalagi setelah dia meminjam kredit ke BRI sebesar Rp 100 juta dia bisa membuat bagan (tempat penjaringan ikan) sendiri sehingga membuatnya berlipat ganda. "Insyaallah saya mau pinjam lagi semoga dipercaya buat satu lagi bagan sehingga saya bisa dapat Rp 10 juta sebulan," kata Khadijah.
Jangan lewatkan juga kesuksesan yang direguk agen BRILink, Badarudin Saleh (40) yang melayani warga Pulau Saketa.
"Alhamdulillah masyarakat senang karna kita melayani 1 kali 24 jam ada istri juga. Pendapatan alhamdulillah sebulan kurang lebih Rp 10 juta dari BRILink aja. Uangnya untuk tambah usaha. Rata-rata transaksi 20 transaksi per hari," kata Badarudin.
Pria yang bergabung sejak 2016 ini, mengaku sering diketuk tengah malam oleh masyarakat untuk transaksi perbankan yang mendesak. Kalau sudah begitu, tidak ada pilihan lain selain membukakan pintu karena ketiadaan bank di Pulau Saketa ini.
"Ada yang datang kebutuhan mendesak tengah malam ya kita layani juga 24 jam. Makanya perlu uang tunai banyak setiap kapal (Teras BRI Kapal Bahtera Seva III) masuk itu saya tarik Rp 100 juta," katanya.
Berdasarkan data yang didapat dari 6 pulau yang disinggahi Teras BRI Kapal Bahtera Seva III terdapat daftar agen BRILink dan nilai transaksi sebagai berikut.
Mandioli 1 agen nilai transaksi Rp 100 juta sampai 300 juta; Madapolo 1 agen Rp 100 juta sampai 500 juta; Saketa 1 agen Rp 100 juta sampai 1 miliar; Dolik 1 agen Rp 100 juta sampai 500 juta. Kayoa 1 agen Rp 50 juta sampai Rp 250 juta.
Dari paparan tersebut disimpulkan aktivitas ekonomi makin aktif setelah adanya Teras BRI Kapal Bahtera Seva III. Kantor BRI Unit Bacan yang juga membawahi Teras BRI Kapal Bahtera Seva III mencatat keikutsertaan UMKM per Desember 2018 mencapai 446 orang yang dan jumlah uang yang digelontorkan untuk UMKM baik untuk KUR dan komersil sebesar Rp 8.600.083.000.
(adv/adv)