Dari udara, nampak hamparan hutan hijau yang luas dan segar dipandang mata. Pemandangan dari dalam pesawat berkapasitas penumpang 12 orang ini sangat terlihat jelas. Rasa khawatir karena pertama kalinya naik pesawat jenis Cessna Grand Caravan C208B perlahan hilang seketika. Bagaimana tidak, pemandangan jutaan hektare hutan Kalimantan yang masih lebat itu tak akan ada di Ibu Kota Jakarta yang penuh polusi jika dilihat dari atas udara.
Senin (7/10/2019) pukul 13.05 WITA, tim detikcom pun akhirnya mendarat di Krayan, sebuah wilayah di Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Wilayah yang menjadi tempat bermukim Suku Dayak Lundayeh, Kalimantan Utara itu bisa dibilang masih terisolir. Satu-satunya cara untuk datang ke Krayan adalah melalui jalur udara. Itu pun jadwal penerbangannya tidak menentu.
Camat Krayan Induk, Helmi Pudaaslikar menuturkan, Krayan tadinya adalah nama kecamatan di Kabupaten Nunukan. Kini, Krayan telah dimekarkan menjadi wilayah Krayan Induk yang terdiri dari 5 kecamatan. Kelima kecamatan tersebut memiliki 89 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 19.008 jiwa.
"Krayan merupakan satu dari beberapa kawasan strategis nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui rencana tata ruang wilayah nasional. Krayan berbatasan langsung dengan Malaysia khususnya negara bagian Serawak dan Sabah," jelas Helmi saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.
![]() |
Bicara soal infrastruktur di Krayan, lima apalagi sepuluh tahun silam, tentu masih jauh panggang dari api. Akan tetapi selama kurun waktu lima tahun terakhir, sudah banyak perubahan yang terjadi di tempat bermukim suku asli Dayak Lundayeh ini. Salah satu contohnya adalah listrik.
Dituturkan Helmi, listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) mulai masuk di Krayan pada 2016 lalu. Ketika itu, jaringannya masih melayani ibu kota kecamatan saja yakni Long Bawan. Durasinya pun hanya 6 jam kala itu.
"Kemudian terus dilakukan peningkatan dengan durasi 24 jam khusus untuk wilayah Kecamatan Krayan Barat dan Krayan Timur," terang Helmi.
Beratnya medan jadi kendala tersendiri ketika listrik hendak masuk di kawasan ini. Bukan hanya mengangkut materialnya saja, tetapi juga kendala dalam memasang jaringan. Butuh upaya dan perjuangan yang tidak mudah.
Pria berperawakan tegap itu menjelaskan di Krayan ada beberapa daerah kecamatan yang lokasinya lebih terpencil dibanding kecamatan lain, contohnya di Krayan Tengah. Menurut Helmi, untuk dapat memasok listrik ke wilayah itu diperlukan pembangkit sendiri.
Ada juga desa yang sangat terisolir dan jumlah penduduknya sedikit. Misalnya di Papadi. Wilayah Papadi ini hanya terdiri dari dua desa dengan jumlah penduduk 71 KK. Sehingga, perlu pendekatan khusus kepada warga terkait pengadaan listrik. Hal ini lantaran perluasan jaringan yang tidak memungkinkan, sementara untuk membangun pembangkit secara mandiri di wilayah ini akan memakan biaya yang lebih mahal.
"Di kawasan Purid Krayan Barat ada 5 desa di sana. Krayan Timur ada desa Bungayan dan Wa'Yagung juga Pa'Raye yang letaknya jauh dari ibu kota kecamatan sehingga butuh pendekatan khusus untuk ke sana," tambahnya.
Angkut Material Lewat Negeri Tetangga
Terpisah, ditemui di Kantor Unit Layanan PLN Krayan, Junior Operasi Pembangkit Unit Layanan Krayan Mochamad Fadel mengatakan membangun jaringan listrik di Krayan memang tidak mudah. Selain karena letaknya di perbatasan negara, akses yang harus ditempuh jadi tantangan berat yang harus dilalui.
Di kantor yang juga merupakan tempat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dioperasikan itu Fadel bercerita kalau tiga buah mesin diesel yang beroperasi ini dulunya diangkut menggunakan tronton melalui Malaysia.
Maklum, jarak dari Long Bawan, ibu kota kecamatan Krayan, menuju Perbatasan Malaysia yakni Long Midang hanya 10,8 kilometer saja. Sedangkan untuk menuju perkampungan Malaysia jaraknya hanya 15-16 kilometer.
![]() Tiga Mesin Diesel pembangkit listrik di Krayan (Foto:Pradita Utama/detikcom) |
"Mesin ini diangkut lewat Sei Menggaris. Lalu dibawa ke Nunukan dulu. Terus nyebrang ke Malaysia lewat Tawau. Sesampainya di Tawau mereka lewat jalur darat. Jalur (darat)-nya itu dari Tawau ke Lahad Datu terus ke Sabah terus ke Lawas terus ke Ba'kelalan terus masuk Indonesia lewat Long Midang," terangnya.
Begitupun dengan tiang-tiangnya, semua diangkut melalui jalur darat lewat Malaysia. Fadel menyebut ada 267 tiang yang didirikan untuk membangun jaringan dari PLTD Long Kiwan, Krayan Barat sampai ke Pa'Betung, Krayan Timur. Sedangkan untuk Long Bawan, Krayan Induk sampai ke perbatasan Long Midang jumlah tiangnya ada 170 termasuk tiang Jaringan Tegangan Rendah (JTR).
"Kalau tiang dipasang oleh vendor (pihak ketiga). Untuk pemasangan tiang ke Long Midang dikerjakan delapan orang pekerja. Jadi pertama kali tiang itu datang, langsung dirikan tiang sama aksesoris sampai ke rencana lokasi PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Long Midang itu terpasang," jelas Fadel.
"Dari tiang yang paling tinggi kira-kira jaraknya 8 kilometer. Saya berdua pegawai PLN yang lain mengawasi pemasangan, mengecek tiang ini bagus atau engga, terus miring apa engga juga menjamin keselamatan K3 pekerja," tambahnya.
Fadel menjelaskan saat ini kebutuhan listrik di wilayah Krayan jumlahnya mencapai 240 kiloWatt (kW) yang mana setiap pelanggan memasang daya listrik sebesar 2 ampere atau setara 450 watt. Dengan tiga buah mesin diesel terpasang di PLTD Krayan, kapasitas yang terbaca jumlahnya mencapai 450 kW dengan asumsi performa mesin 100%.
Saat ini, tiga buah mesin milik PLN itu mampu menerangi 35 desa di Krayan. Masyarakat pun dapat menikmati listrik hingga larut malam. Anak-anak sekolah juga dapat belajar dan membaca buku dengan leluasa tanpa khawatir kehabisan solar di malam hari. Perekonomian warga Krayan juga berubah seiring dengan dibukanya warung-warung serta kafe pada malam hari.
Selain itu, dengan dibangunnya Jalan Trans Kalimantan dari perbatasan Malaysia tepatnya di Long Midang sampai ke Malinau, diharapkan mulai 2020 hingga 2023 bisa dilakukan perluasan jaringan listrik sesuai dengan kapasitas mesin yang ada di Long Bawan, Krayan.
detikcom bersama PLN mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur listrik, perekonomian, pendidikan, pertahanan dan keamanan, hingga budaya serta pariwisata di beberapa wilayah terdepan.
Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
(adv/adv)