Tentunya berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah untuk menyelamatkan UMKM di masa pandemi. Salah satunya dengan pemberian Banpers Produktif Usaha Mikro (BPUM) ke pelaku UMKM yang terhimpit akibat pandemi.
Salah satu penyalur BPUM tersebut adalah Bank BRI yang ikut membantu pemerintah menyelamatkan pelaku UMKM. Tak cuma di kota-kota besar, BRI juga memberikan BPUM tersebut sampai ke perbatasan, salah satunya adalah Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau. Setidaknya ada 191 pelaku usaha di Pulau Rupat yang mendapatkan BPUM dari Bank BRI.
Pemimpin Cabang BRI Dumai yang juga membawahi BRI Unit Rupat Muhammad Fendi Maulana mengatakan BPUM menyasar pelaku usaha UMKM yang terdampak COVID-19 dan sedang tidak menikmati pinjaman.
"Harapannya Rp 2,4 juta per orang ini bisa membangkitkan kembali kekuatan dari pelaku UMKM kita, untuk mendapat kekuatan tambahan seperti membeli peralatan usaha baru, menambah modal usaha," tutur Fendi kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Fendi pun juga mengatakan setelah UMKM tersebut mulai bangkit maka BRI akan hadir dengan tambahan modal kerja atau investasi, baik melalui program KUR Super Mikro maupun KUR. Sehingga pelaku UMKM akan lebih berkembang lagi sesuai dengan strategi perseroan yakni business
"Bahkan justru lebih baik lagi dibandingkan sebelum kondisi ketika pandemi COVID-19 ini. Karena ketika menjadi lebih besar berarti kekuatan ekonomi yang ada di masyarakat sudah bisa bertambah juga," imbuh Fendi.
![]() |
Salah satu UMKM yang terbantu karena BPUM ini adalah UMKM kerupuk ikan yang dimiliki oleh Zairi (58). Dia mengatakan mendapatkan bantuan BPUM pada bulan Oktober yang lalu. Dengan bantuan tersebut dirinya berencana akan memakainya untuk menambahkan modal usahanya, ia juga berencana untuk meminjam KUR dari BRI.
"Alhamdulillah, dengan adanya bantuan ini saya bisa memproduksi lebih banyak lagi. Saya juga berencana untuk meminjam KUR dari BRI karena adanya subsidi bunga kredit itu kan, siapa tahu dengan KUR usaha saya bisa lebih maju lagi dari sebelumnya," Zairi.
Serupa dengan Zairi, seorang pengusaha bengkel motor Diwa juga merasa terbantu karena BPUM yang diberikan oleh pemerintah. Diwa mengatakan selama masa pandemi kali ini, bengkel yang ia miliki selalu sepi.
Bahkan dirinya harus mengalami penurunan pendapatan, dari biasanya Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan, di masa pandemi harus merasakan pendapatan rata-rata Rp 700 hingga Rp 1 Juta perbulan.
Selama pandemi, dia juga kesulitan mendapatkan stok sparepart motor untuk konsumennya akibat banyaknya penyedia yang tutup. Padahal banyak orang yang membutuhkannya.
![]() |
"Masa pandemi ini memang berpengaruhlah, bukan cuma di kota-kota saja tapi di desa juga memang terasa betul. Kalau selama pandemi ini, benar-benar merosot. Terasa betul, kadang-kadang kita mau sampai nangis gitu," tutur Diwa.
Ia pun mengatakan BPUM sangat membantunya untuk tetap bertahan di masa pandemi kali ini dan BPUM yang diterima olehnya dipakai untuk membeli sparepart dan juga keperluan rumah tangga.
"Ya pastinya kalau di masa pandemi ini, BPUM itu kita merasa terbantulah. Jadi sebelum dapat BPUM ini kita cuma dapat Rp 700 ribu/bulan. Tapi setelah adanya BPUM ini adalah kemajuan hingga Rp 2 juta/bulannya," pungkasnya. (adv/adv)