Pada saat yang sama, potensi alam yang dimiliki Kabupaten Bandung juga kian dimanfaatkan masyarakat setempat untuk menjadi tempat wisata. Makanya perkembangan agrowisata, yang memadukan antara pertanian dan wisata, kian berkembang di Kabupaten Bandung.
"Sebetulnya beberapa jalur daerah tujuan wisata ini kebanyakan memanfaatkan kondisi alam dan pertanian di Kabupaten Bandung ini," ujar Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Diar Hadi Gusdinar kepada detikcom beberapa waktu lalu.
"(Agrowisata banyak misalnya kita) melihat lokasi arah Ciwidey, istilahnya Pacira (Pasir Jambu, Ciwidey, Rancabali). Kemudian ada ke arah Pangalengan, ke arah Kamojang, kemudian ke arah Bandung Utara, Cilengkrang maupun Cimenyan. Jadi ada beberapa lokasi ini cukup mempesona bisa dijadikan keterpaduan dan sinergi antara wisata dan pertanian, sehingga muncul daerah agrowisata Kabupaten Bandung," imbuhnya.
Potensi tersebut terus dikembangkan dan mendapat berbagai dukungan, salah satunya dari Bank BRI. Pemimpin Cabang Bank BRI Cabang Soreang, M Ruri Efendi mengatakan pihaknya melakukan pembinaan terhadap berbagai sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang pertanian, kopi hingga oleh-oleh khas Kabupaten Bandung.
"Bank BRI Soreang telah melakukan pembinaan maupun pelatihan, juga (pemberian) sarana dalam bentuk CSR kepada pelaku UMKM, terutama kepada kelompok-kelompok usaha yang ada di Kabupaten Bandung," ujarnya.
"Bisa dicontohkan ada di Kopi Malabar Indonesia dalam bentuk pembangunan guest house, juga ada dukungan sarana alat-alat pertanian di labu acar di Desa Cukanggenteng, di Pasir Jambu, juga pelatihan pelaku usaha pandai besi di Pasir Jambu yah, di desa Ciemas," imbuhnya.
![]() |
Dijelaskannya, Bank BRI melalui programnya inkubator bisnis juga turut mengembangkan agrowisata kampung labu acar di Desa Cukanggenteng, Pasir Jambu. Gapoktan Regge Generation yang mengelola pengembangan ini juga mendapat bantuan greenhouse seluas 5.000 meter persegi untuk penanaman paprika.
"Diberikan usaha untuk paprika dalam greenhouse yang meliputi area seluas 5.000 meter persegi. Di situ jadi selama labu acar dalam kondisi turun, para petani bisa ekspansi di produk yang lain, terutama cabai, paprika, tomat, dan lain-lain. Jadi bisa terus mengembangkan penghasilan para petani di sekitarnya," ujarnya.
"Dalam inkubator ini, selain BRI memberikan bantuan dan sarana lainnya, BRI juga memberikan bantuan berupa penyaluran ataupun marketing terutama kepada para pengepul, selain bertani, dicarikan pembelinya oleh BRI. Dan juga diberikan bantuan berupa pelatihan, juga sarana komunikasi dengan pembeli, sehingga produk-produk yang ada para pelaku usaha itu bisa tersalurkan dan mudah dalam pemasarannya," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Regge Generation, Dede Koswara mengaku program inkubator hingga bantuan yang diberikan Bank BRI sangat bermanfaat. Ia juga berharap kerja sama dengan Bank BRI bisa berkelanjutan. Sebab menurutnya, kelompok tani yang dikelolanya maupun anggota petani masih membutuhkan berbagai binaan maupun modal usaha dari Bank BRI.
"Alhamdulillah sudah nyaman, sudah terasa (manfaatnya). Bank BRI sudah ngasih demplot, terus programnya masuk sini. Pengembangan agrowisata ini semoga ada jalannya lagi. (kerja sama) ada berkelanjutan ke depan antara BRI dan kelompok kami," ujarnya.
![]() |
Hal yang sama diungkapkan pendiri Kopi Malabar Indonesia, Supriatnadinuri atau yang dikenal H Nuri. Ia menjelaskan dari 883 hektare lahan kopi yang dikelola oleh gapoktannya bisa menghasilkan 150 ton kopi dalam setahun. Kopi Malabar merupakan agrobisnis kopi yang menawarkan pengolahan kopi dari hulu ke hilir. Kopi Malabar Indonesia juga menawarkan edukasi kopi, all mountain, outbond, hingga fun offroad.
"Saya sebagai mendapat amanat ketua kelompok tani di sini, kami di sini ada anggota 211 kepala keluarga, yang bergantung (kepada usaha ini) ada 1.000 orang. Kami mengelola lahan 338 hektare, rata-rata per orang atau per petani (mengelola) 1,5 hektare, itu yang ada di lokasi yang tanah Perhutani. Ada juga tanah-tanah milik, itu tidak dalam hamparan," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan Kopi Malabar juga mendapat berbagai bantuan dari Bank BRI. Mulai dari gapura selamat datang, CSR home stay untuk peserta yang sedang ikut pelatihan di Kopi Malabar, dan para anggota petani yang mendapatkan KUR untuk peternakan domba yang terintegrasi dengan kebun kopi.
"Di sini bermitra dengan BRI, kami mendapat pembiayaan melalui KUR di bidang peternakan domba, juga di bidang pembibitan kopi, mulai dari investasi, pembiayaan. Meski pada saat ini kita kena imbasnya karena Corona ini," ujarnya. (adv/adv)