Direktur PDAM Tirta Handayani, Toto Sugiharto menyebut inisiasi pembangunan IPA senilai Rp 37,7 miliar ini bertujuan memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Baik di musim penghujan maupun kemarau.
Pemkab Gunungkidul sendiri tampak serius melaksanakan dan menyiapkan program terkait ketersediaan air bersih. Salah satunya dengan pengajuan pendanaan melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bahkan dana luar negeri.
"Masalah air bersih tidak hanya muncul saat kemarau, saat musim penghujan ada masyarakat yang masih menerima air keruh," kata Toto dalam keterangan tertulis, Minggu (21/7/2024).
Demi mengatasi masalah kualitas layanan air bersih, kata Toto, pada tahun 2023 pihaknya membangun IPA Seropan tersebut. Pembangunan ini dikelola oleh Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) DIY menggunakan lahan milik PDAM Tirta Handayani.
"Pembangunan ini (IPA) sangat diperlukan untuk memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat dalam sektor layanan air bersih," ungkapnya.
Pihaknya merinci anggaran proyek IPA Seropan mencakup Rp 24.100.600.000 untuk bangunan instalasi pengolahan air, Rp 12.606.597.105,9 untuk bangunan prasarana IPA, dan Rp 1.091.805.434 untuk biaya konsultasi dan pengawasan.
![]() |
"Pengajuan kami awalnya dengan kapasitas 200 liter per detik, proyek ini hanya diakomodasi separuhnya," terangnya.
Toto menambahkan IPA Seropan digadang-gadang meningkatkan kualitas layanan air bersih dan memperluas jangkauan akses air bersih bagi sekitar 12 ribu sambungan rumah (SR). Dengan adanya proyek ini, ia berharap masyarakat di Kapanewon Rongkop, Ponjong, Semin, Semanu, Karangmojo, serta bagian timur Wonosari dapat menerima air bersih berkualitas.
"Sumber air Seropan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan beberapa kapanewon, khususnya yang berada di wilayah selatan dan timur Kabupaten Gunungkidul," tutur Toto.
Pihaknya menargetkan pada tahun 2025, Pemkab Gunungkidul melalui PDAM Tirta Handayani akan mengakses LOAN dari Pemerintah Jerman melalui program Green Infrastructure Initiative (GII).
Program ini senilai sekitar Rp 120 miliar dan akan digunakan untuk pembangunan IPA di IKK Tanjungsari dengan kapasitas 50 liter per detik.
"Sumber dari Tanjungsari ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Kapanewon Tanjungsari dan sebagian wilayah Kapanewon Tepus Selatan," jelasnya.
Untuk meningkatkan kualitas layanan air bersih di sisi barat, lanjut Toto, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) akan memasang pipa sepanjang 7 km dari Kanigoro ke IPA Karang. Memanfaatkan sumber Ngobaran, pembangunan intake berkapasitas 100 liter per detik itu sudah dilakukan sejak Tahun 2023.
"Akan kita teruskan pada tahun 2024 agar optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di Kapanewon Saptosari, Panggang, Paliyan, dan Purwosari," imbuhnya.
Dengan serangkaian pembangunan infrastruktur ini, PDAM Tirta Handayani menargetkan peningkatan kapasitas produksi air akan mencapai 250 liter per detik pada tahun 2025 mendatang.
"Harapan kami sesuai dengan komitmen bapak Bupati, dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Gunungkidul secara optimal dan berkualitas," paparnya.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan rasio kecukupan masalah air bersih saat ini tengah mencapai 89 persen. Ia mengaku pihaknya akan terus meningkatkan hal tersebut melalui PDAM yang terus menambah jaringan hingga pelosok desa.
"Rasio ini terus mengalami peningkatan berkat intervensi dari pemerintah, baik kabupaten ataupun pemerintah pusat. Intervensi ini dilakukan terkait pembangunan infrastruktur air bersih dengan mendorong PDAM menambah jaringan agar menjangkau lebih banyak pelanggan," tegas Sunaryanta. (adv/adv)