Bupati Sunaryanta menyebut PDAM mengintervensi masalah air bersih sebesar 25 persen, sedangkan selebihnya dipenuhi oleh program PAMSIMAS dan sumur-sumur lain.
"Kami terus berupaya agar seluruh masyarakat Gunungkidul bisa mendapatkan akses air bersih. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan tidak ada lagi dropping air di masa mendatang," ungkap Sunaryanta dalam keterangan tertulis, Rabu (18/9/2024).
Dengan selesainya program ini, diharapkan akses air bersih di Gunungkidul akan semakin meningkat sehingga dapat membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat setempat.
Sementara itu, Lurah Tegalrejo, Sarjono mengungkapkan program PAMSIMAS yang dilaksanakan di Padukuhan Tanjung RT 05, Kalurahan Tegalrejo, telah berjalan sejak Juli dan rampung pada Oktober.
"Ini kali kedua Kalurahan Tegalrejo mendapatkan program PAMSIMAS. Tahun ini, satu titik murni berhasil dikerjakan dengan total biaya sebesar Rp 512 juta. Biaya tersebut meliputi uji laboratorium material sebesar Rp 400 juta, APBKal pengadaan sambungan rumah (SR) sebesar Rp 25 juta, serta partisipasi masyarakat sebesar Rp 87 juta," jelasnya.
Dengan terserapnya mata air dari dua titik di Padukuhan Tanjung, sebanyak 160 SR atau Kepala Keluarga (KK) dari 4 RT kini telah terhubung.
"Dulu, setiap musim kemarau, kami kesulitan mendapatkan air bersih, tetapi sekarang semua sudah tercukupi. Dari total 2.637 KK di Tegalrejo, baru setengah yang terakses air bersih, sehingga perlu segera ada intervensi lebih lanjut," tambah Sarjono.
![]() Foto: dok. Pemkab Gunungkidul |
Di Kalurahan Salam, Lurah Asmuni mengungkapkan PAMSIMAS di daerahnya telah membantu 365 jiwa, terutama saat musim kemarau.
"Warga sangat terbantu dengan adanya program ini," tuturnya.
Di sisi lain, Lurah Sampang, Suharman menyampaikan pembangunan PAMSIMAS di kelurahannya menghabiskan total dana Rp 476 juta, yang digunakan untuk melayani tiga padukuhan. Sebanyak 1.122 KK kini dapat memanfaatkan air bersih di enam padukuhan.
"Harapan kami, ke depan dua padukuhan yang masih belum terlayani air bersih juga bisa mendapatkan akses," ujar Suharman.
Ketua Pokja Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Gunungkidul, Fajar Nugroho menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mencapai akses air bersih yang 100 persen di Gunungkidul.
"Capaian air minum layak saat ini mencapai 90,59 persen, namun perpipaan aman baru 25,1 persen. Perlunya peningkatan pengelolaan air minum berbasis masyarakat, khususnya melalui PAMSIMAS," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dari tahun 2016 hingga 2024, investasi sebesar Rp 14 miliar telah disalurkan untuk 82 kelurahan di Gunungkidul. Pada tahun 2024, sasaran PAMSIMAS mencakup 6 kelurahan dengan penambahan 994 SR.
Perwakilan BPPW DIY, Indra Karta Sasmita turut mengapresiasi pelaksanaan PAMSIMAS di Gunungkidul yang dianggap tercepat dan dengan hasil memuaskan.
"Ada 24 titik pembangunan PAMSIMAS di Yogyakarta, dengan 6 di antaranya berada di Gunungkidul. Setelah program ini selesai, pengelolaan yang baik sangat diperlukan agar pompa dan listrik dapat terus berjalan," pungkasnya. (adv/adv)