Adapun studi daring ini dilakukan pada Mei-Juni 2024, dengan melibatkan 1.000 konsumen Indonesia dari berbagai kelompok demografi untuk memahami tingkat literasi keuangan, prioritas dan perilaku perencanaan mereka. Temuan di studi UOB ASEAN Consumer Sentiment Study (ACSS) 2024 menunjukkan bahwa konsumen Indonesia memiliki literasi keuangan yang solid, tetap aktif dalam menabung, berinvestasi, merencanakan dana pensiun, dan melindungi diri melalui asuransi, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
Consumer Banking Director UOB Indonesia, Cristina Teh Tan menegaskan pihaknya percaya bahwa memahami nasabah adalah fokus dari segala hal yang UOB lakukan. UOB ACSS 2024 mencerminkan komitmen bank untuk menggali wawasan yang paling relevan bagi masyarakat Indonesia.
"Temuan ini menegaskan kematangan finansial konsumen Indonesia yang semakin meningkat, bahkan di tengah tantangan ekonomi. UOB Indonesia tetap berkomitmen untuk memberdayakan individu dengan alat dan sumber daya guna mencapai tujuan keuangan mereka, mulai dari menabung dan asuransi, hingga perencanaan pensiun. Wawasan ini memungkinkan kami untuk mendukung masyarakat Indonesia dalam membangun masa depan finansial yang aman," kata Cristina, dalam keterangan tertulis.
Meningkatnya Kekhawatiran pada Ketidakpastian Ekonomi
Temuan ACSS 2024 menunjukkan adanya kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dibandingkan tahun lalu. Sebanyak 26% responden merasa tidak yakin (naik 3% dari 2023), 25% khawatir (naik 9% dari 2023), dan 18% cemas (naik 7% dari 2023). Selain itu, 75% konsumen yakin bahwa resesi akan terjadi dalam enam hingga 12 bulan ke depan.
Kekhawatiran terhadap resesi juga meningkat, dengan tiga dari empat konsumen Indonesia mengatakan bahwa mereka yakin resesi akan terjadi dalam 6 hingga 12 bulan ke depan, naik 3% dari tahun lalu dan lebih tinggi dari rata-rata regional sebesar 71%.
Inflasi yang meningkat dan biaya rumah tangga mendorong pesimisme. Hal ini tetap menjadi masalah utama keuangan bagi masyarakat Indonesia. Menanggapi hal ini, 62% responden memulai tambahan sumber pendapatan sekunder, 58% menunda pengeluaran besar, dan 54% memotong pengeluaran yang tidak penting.
Tekanan finansial juga berdampak pada kemampuan konsumen untuk menabung dan berinvestasi. Hampir separuh responden mengatakan bahwa kemampuan mereka untuk menabung terdampak, dengan Gen Z menjadi kelompok yang paling merasakan tekanan ini (54%). Demikian pula, 40% responden melaporkan adanya tantangan dalam menyisihkan uang untuk investasi, dan kelompok mass affluent merupakan kelompok yang paling terdampak (43%). Selain itu, 35% konsumen melaporkan kesulitan dalam membeli barang-barang penting untuk keluarga dan diri mereka sendiri, dan 40% mass consumer menyatakan kesulitan tersebut.
Konsumen Indonesia Prioritaskan Menabung
UOB Indonesia mengapresiasi ketangguhan konsumen Indonesia dalam menjaga praktik keuangan yang baik. Lebih dari separuh generasi Baby Boomers menyisihkan lebih dari 20% pendapatan bulanan mereka untuk tabungan. Sementara 41% Gen Y melakukan hal yang sama. Sebanyak 44% responden telah menyisihkan dana darurat yang cukup untuk menutupi kebutuhan selama setidaknya tiga bulan, menunjukkan fokus pada kesiapan finansial.
Kesadaran akan perlindungan asuransi juga menunjukkan hasil yang kuat. Temuan ACSS 2024 menunjukkan bahwa 77% responden memiliki asuransi kesehatan, sementara 45% memiliki polis asuransi jiwa, mencerminkan peningkatan kesadaran akan pentingnya perlindungan dari risiko yang tidak terduga.
Dalam hal investasi, proporsi signifikan dari masyarakat Indonesia secara aktif membangun kekayaan mereka. Sebanyak 25% responden menginvestasikan lebih dari 20% pendapatan tahunan mereka, sementara 25% lainnya mengalokasikan 11%-20%pendapatan untuk investasi.
Perencanaan pensiun juga menjadi fokus utama, dengan tujuh dari 10 responden menyatakan bahwa mereka memiliki pemahaman yang cukup atau sangat jelas tentang jumlah dana yang diperlukan untuk mencapai pensiun yang nyaman. Sebanyak 89% responden telah memulai perencanaan pensiun, terutama melalui rekening tabungan (44%), deposito tetap (19%), dan investasi properti (11%). Temuan ini menekankan pendekatan proaktif dalam memastikan stabilitas finansial di masa depan.
Cristina menjelaskan UOB Indonesia terus berinovasi dan menyempurnakan solusi keuangan berdasarkan wawasan yang diperoleh dari studi seperti ini. Pada 2 Desember, UOB Indonesia pertama kali meluncurkan program 'Savings Weeks' untuk mendorong nasabah membangun kebiasaan menabung secara proaktif dan mengamankan masa depan finansial mereka.
"UOB Savings Weeks merupakan bagian dari komitmen UOB Indonesia untuk memberdayakan nasabah dalam mencapai aspirasi keuangan mereka. Bank berkomitmen dalam menyediakan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan finansial masyarakat Indonesia, memastikan mereka siap menghadapi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang dalam lingkungan ekonomi yang dinamis," pungkasnya.
Hasil lengkap studi ACSS 2024 dapat diakses melalui situs resmi UOB Indonesia di go.uob.com/acss2024-id. (adv/adv)