Maybank Indonesia Raup Laba Sebelum Pajak Rp 755 M di Triwulan IV 2024

Maybank Indonesia Raup Laba Sebelum Pajak Rp 755 M di Triwulan IV 2024

Maybank - detikFinance
Sabtu, 22 Feb 2025 14:34 WIB
dok, Maybank
Jakarta -

PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) mengumumkan kinerja keuangan konsolidasian untuk periode tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024. Maybank Indonesia mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,60 triliun.

Sepanjang tahun 2024, bank mencatat tren pertumbuhan laba sebelum pajak pada tiga triwulan. Laba sebelum pajak pada triwulan IV-2024 (4QFY'24) sebesar Rp 755 miliar, naik 34,5% dari Rp 562 miliar pada triwulan III-2024 (3QFY'24).

Demikian juga, laba sebelum pajak triwulan IV-2024 (4QFY'24) naik 8,1% dibandingkan dengan laba sebelum pajak triwulan IV-2023 yang sebesar Rp 699 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan mengatakan Maybank Indonesia telah menutup tahun 2024 dengan prospek yang menjanjikan, ditandai dengan pertumbuhan kredit yang sehat di seluruh segmen inti.

Ia menegaskan pertumbuhan ini membuka jalan bagi momentum pertumbuhan yang lebih kuat ke depan. Profitabilitas Bank tetap menjadi fokus untuk tahun mendatang, dengan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam menjaga kualitas serta pengelolaan aset

ADVERTISEMENT

Menurutnya, upaya berkesinambungan Maybank Indonesia untuk memperkuat posisinya kembali di segmen nonritel tercermin dari pertumbuhan signifikan pada portofolio pembiayaan Komersial dan UKM.

Demikian pula dengan pembiayaan Korporasi yang menyasar pada entitas lokal besar telah secara konsisten mendorong pertumbuhan yang kuat dan berkontribusi terhadap pendapatan Bank secara keseluruhan.

"Bank akan terus mengadopsi pendekatan consumer-centric dalam menghadirkan solusi keuangan kepada nasabah sejalan dengan strategi M25+ Grup Maybank. Ini termasuk solusi wealth management, yang secara konsisten mendorong pendapatan fee-based sepanjang tahun, sekaligus memperkuat kapabilitas dan keamanan core system untuk memastikan resiliensi Bank dalam jangka panjang," ujar Steffano, dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/2/2025)

Sementara itu, Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato' Khairussaleh Ramli, mengatakan di tengah berbagai tantangan, khususnya pada triwulan I-2024, Maybank Indonesia telah kembali membukukan kinerja yang terus membaik, didukung oleh kinerja keuangan pada tiga kuartal terakhir.

Pencapaian ini turut menegaskan ketahanan Maybank Indonesia, dan di saat yang sama memberikan peluang bagi Bank untuk meraih pertumbuhan yang lebih besar di tahun mendatang, sembari menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingannya.

"Di level grup, kami berkomitmen untuk memperkuat eksistensi Maybank di tingkat regional melalui penguatan bisnis inti sejalan dengan strategi M25+. Pendekatan ini diharapkan dapat membuka peluang baru untuk tumbuh dan berkolaborasi, termasuk dengan Maybank Indonesia, yang merupakan pasar utama kami," ujar Dato.

Dato menambahkan Maybank Indonesia akan terus membangun kekuatannya di seluruh segmen bisnis melalui pendekatan 'One Maybank,' dengan menghadirkan berbagai layanan yang menjawab kebutuhan nasabah yang terus berkembang.

Saat ini, bank berfokus pada upaya meraih pertumbuhan 'super growth' guna memperkuat fundamentalnya, terutama pada segmen-segmen inti seperti kredit segmen korporasi dalam negeri berskala besar, segmen non ritel Usaha Kecil Menengah, dan segmen ritel pembiayaan otomotif.

Di samping itu, bank menerapkan inisiatif strategis bertumpu pada strategi M25+ Grup Maybank yang fokus pada peningkatan operasional bisnis dan kapabilitas teknologi, serta memperkuat pendekatan 'One Maybank' untuk mendorong pertumbuhan melalui segmen-segmen bisnis yang berpotensi tumbuh lebih lanjut.

Dukungan strategis ini telah mendorong pertumbuhan kredit sebesar 10% di seluruh segmen inti menjadi Rp 127,58 triliun pada 31 Desember 2024 dari Rp 116,00 triliun tahun sebelumnya.

Kredit segmen nonritel Community Financial Services (CFS) naik 19,7% menjadi Rp 36,87 triliun dari Rp 30,81 triliun, didorong oleh pertumbuhan kredit komersial Business Banking sebesar 25,0%, kredit Usaha Kecil Menengah (SME+) sebesar 22,4%, serta kredit segmen Retail SME (RSME) sebesar 14,1%.

Kredit segmen ritel CFS tumbuh 5,8% menjadi Rp 46,00 triliun dari Rp 43,47 triliun, ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan otomotif anak usaha sebesar 5,9%, KPR sebesar 4,7%, serta bisnis ritel kartu kredit dan KTA sebesar 11,3%.

Kredit korporasi Global Banking juga mencatat pertumbuhan sebesar 7,2% menjadi Rp 44,71 triliun dari Rp 41,72 triliun, didukung pertumbuhan kredit segmen Large Local Corporates (LLC) yang signifikan sebesar 65,2% dan kredit segmen Financial Institution Group (FIG) yang tumbuh 10,1%.

Pembiayaan berkelanjutan tercatat sebesar Rp 22,09 triliun pada Desember 2024, didukung pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 17,12 triliun. Pada tahun yang sama, bank membiayai sektor transportasi ramah lingkungan sebesar Rp 346 miliar dan sektor energi terbarukan sebesar Rp 56 miliar. Inisiatif pembiayaan berkelanjutan ini memberikan kontribusi sebesar 19,4% terhadap portofolio kredit bank.

Pertumbuhan kredit yang dibukukan bank pada 2024 berkontribusi pada peningkatan aset konsolidasian sebesar 14,8% menjadi Rp 197,18 triliun dari Rp 171,80 triliun.

Pendapatan bunga (interest income) meningkat sebesar 10% seiring dengan meningkatnya saldo kredit dan pendapatan dari komposisi aktiva produktif yang lebih baik pada 2024. Beban bunga tetap tinggi sehingga menyebabkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) turun 1,8%. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) terkontraksi sebesar 59 bps menjadi 4,4%.

Pendapatan fee-based naik sebesar 5,8% menjadi Rp 2,15 triliun dari Rp 2,04 triliun, ditopang oleh pendapatan fees dari asset recovery yang dibukukan hampir dua kali lipat, serta kontribusi dari bisnis pembiayaan otomotif roda dua anak usaha dan pendapatan biaya terkait layanan Premier Banking (Wealth Management).

Demikian juga, pendapatan fee-based ini telah mengimbangi penurunan pendapatan fees transaksi Global Market.

Simpanan nasabah naik 3,0% menjadi Rp119,00 triliun dari Rp115,50 triliun, didorong pertumbuhan CASA sebesar 6,6%, terdiri dari giro yang tumbuh 10,8% dan tabungan yang tumbuh sebesar 0,3%.

Pertumbuhan CASA ini sejalan dengan strategi bank dalam mengelola biaya dana yang efisien serta berkelanjutan. Rasio CASA menguat menjadi 52,9%, naik dari 51,1% tahun sebelumnya.

Pendapatan operasional bruto (gross operating income) tercatat sebesar Rp 9,26 triliun, yang relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, biaya overhead pada 2024 meningkat sebesar 8,5% menjadi Rp 6,30 triliun dari Rp 5,81 triliun tahun sebelumnya

Peningkatkan ini sehubungan dengan peningkatan infrastruktur dan kapabilitas TI serta kelanjutan dari penerapan inisiatif transformatif yang sejalan dengan strategi M25+ Grup Maybank dari tahun sebelumnya.

Apabila biaya infrastruktur TI dan inisiatif M25+ tidak diperhitungkan, maka biaya overhead meningkat sebesar 5,6%.

Selain itu, pencadangan (CKPN) pada 2024 meningkat dibandingkan dengan 2023, sehubungan dengan manajemen risiko kredit yang dilakukan secara proaktif pada triwulan I-2024 (1QFY'24).

Rasio non-performing loan/NPL konsolidasian membaik dari 2,9% (gross) dan 1,9% (net) pada Desember 2023 menjadi 2,7% (gross) dan 1,4% (net) pada Desember 2024 seiring dengan pertumbuhan kredit. Loan at Risk/LAR membaik menjadi 8,2% dari 8,9% tahun sebelumnya.

Pada Desember 2024, rasio loan to deposit/LDR bank berada pada level 89,8% dan liquidity coverage ratio/LCR bank berada pada level yang sehat, yaitu 189,0%, jauh di atas persyaratan regulasi sebesar 100%. Net stable funding ratio/NSFR bank berada pada level 109,8%.

Rasio kecukupan modal (CAR) tetap kuat di level 25,6% dan rasio CET1 di level 24,4% dengan total modal Rp 30,26 triliun pada akhir Desember 2024.

Perbankan Syariah

Perbankan Syariah Maybank Indonesia juga mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 5,0% menjadi Rp 31,75 triliun dari Rp 30,24 triliun tahun sebelumnya.

Pertumbuhan tersebut seiring dengan pembiayaan CFS Non-ritel yang meningkat sebesar dua digit, serta pembiayaan otomotif roda empat yang juga tumbuh. Aset Perbankan Syariah meningkat sebesar 4,7% menjadi Rp 42,96 triliun dari Rp 41,04 triliun.

Pendapatan berbasis biaya (Other Operating) juga meningkat sebesar 48,9% di sepanjang 2024, didorong utamanya oleh solusi wealth management berbasis syariah, 'MySWM', dan pendapatan fees dari asset recovery yang dibukukan pada triwulan IV - 2024 (4QFY'24).

Simpanan Nasabah naik 4,9% menjadi Rp 36,78 triliun dari Rp 35,07 triliun didorong oleh pertumbuhan CASA yang solid sebesar 12,1%. Sementara, Deposito Berjangka turun sebesar 2,8%.

Hal ini sejalan dengan strategi Bank dalam mengelola biaya dana yang efisien serta berkelanjutan. Rasio CASA menguat menjadi 55,0% pada Desember 2024 dari 51,5% pada

Desember 2023.

Rasio Non-Performing Financing/NPF berada pada 2,2% (gross) dan 1,5% (net) pada Desember 2024 dari 2,6% (gross) dan 1,8% (net) pada Desember 2023. Rasio Financing-to-Deposit (FDR) berada pada 83,6% pada Desember 2024 dari 84,0% pada Desember 2023.

Di sisi lain, Pembiayaan otomotif roda empat Maybank Finance mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,9% menjadi Rp 7,94 triliun pada 31 Desember 2024 dari Rp 7,72 triliun tahun sebelumnya di tengah pelemahan pasar otomotif nasional.

Laba sebelum Pajak Maybank Finance tercatat sebesar Rp 581 miliar, naik 1,7% dari Rp 571 miliar sehubungan dengan pencadangan yang dibukukan. Rasio NPL sebesar 0,3% (gross) dan 0,1% (net) pada Desember 2024, dibandingkan dengan 0,2% (gross) dan 0,1% (net) pada Desember 2023.

Di tengah melemahnya pasar otomotif roda dua, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM) juga mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 0,89% menjadi Rp 6,21 triliun dari Rp 6,15 triliun.

WOM mencatatkan Laba sebelum Pajak sebesar Rp 329 miliar, naik 2,8% dari Rp 320 miliar tahun sebelumnya. Rasio NPL berada pada level 2,0% (gross) dan 0,9% (net) pada Desember 2024 dari 2,1% (gross) dan 0,9% (net) pada Desember 2023.

(sls/Maybank)

Hide Ads