Dorong Ekonomi Hijau, Bank Indonesia Tanam 1.000 Mangrove di Bali

Dorong Ekonomi Hijau, Bank Indonesia Tanam 1.000 Mangrove di Bali

Advertorial - detikFinance
Rabu, 26 Nov 2025 00:00 WIB
adv bi
Dok. Dea Duta Aulia/detikcom
Denpasar -

Bank Indonesia melalui Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau (DEIH) melakukan penanaman 1.000 bibit mangrove di Kawasan Konservasi Maritim Teluk Benoa, Badung, Bali, Minggu (23/11/2025). Kegiatan itu dilakukan sebagai implementasi untuk mewujudkan net zero emission dari acara Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan kegiatan itu sebagai upaya untuk mendorong ekonomi hijau berkelanjutan. Dia mengatakan langkah itu sejalan dengan Undang-Undang Bank Indonesia.

"Tentunya kami dari Bank Indonesia punya komitmen yang kuat.Karena dalam Undang-Undang BI ya. Tapi ada di dalam Undang-Undang penguatan sisi keuangan secara nasional," kata Destry di Kawasan Konservasi Maritim Teluk Benoa, Bali, Minggu (23/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu kami mempunyai mandat yaitu salah satunya setelah mendorong stabilitas rupiah,kemudian suku bunga, kemudian perbankan,dan kemudian sisi pembayaran.Kita juga mempunyai mandat yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Nah ekonomi berkelanjutan itu kaitannya adalah.Bagaimana kita bisa mendorong mereka-mereka yang di bawah.Jadi pertumbuhan itu harus inklusif," sambungnya.

Dia mengatakan Bank Indonesia juga mendorong penyaluran kredit ekonomi hijau. Menurutnya, langkah ini sebagai upaya untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

"Nah jadi hijau ini memang relatif baru kita mulai. Ya dimulai di BI karena selama ini kan kita berpikirnya konvensional. Bangun-bangun aja kredit juga yaudah yang penting kredit tumbuh gitu. Tapi belakangan beberapa tahun terakhir kita memandang, kita gak bisa seperti ini lagi.Karena alam kita juga makin lama makin rusak dan alam pasti akan marah," ungkapnya.

Dia menambahkan pihaknya juga turut memberikan insentif untuk perbank yang turut mendorong ekonomi hijau. Khususnya untuk mereka yang menyalurkan kredit di sektor-sektor hijau.

"Sehingga kita membuat kebijakan.Kita kaitkan dengan lingkungan. Jadi buat bank yang menyalurkan kreditnya kepada sektor-sektor yang akan hijauyang bersifat hijau.Apakah itu untuk pembangunan perumahan dengan prinsip hijau.Jadi sirkulasi yang terjaga atau juga untuk misalnya mobil listrik gitu atau untuk apapun kegiatan yang hijau.Untuk yang renewable energy. Kita memberikan insentif likuiditas ke bank-bank itu," jelasnya.

Khusus untuk UMKM di KKI, Destry mengatakan pihaknya juga mendorong pelaku usaha untuk naik kelas dan menjangkau pembeli dari luar negeri. Dia berharap lewat langkah itu, UMKM bisa lebih mudah untuk mendapatkan pembiayaan.

"Itu semua kita membawa UMKM-UMKM.Kemudian memberikan mereka tempat untuk menawarkan.Kita mencari bayarnya dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Kemudian kita juga mencari lendernya," jelasnya.

"Karena kan permasalahan UMKM itu adalah pembiayaan ya.Alhamdulillah sepanjang acara di KKI. Kemarin bulan Agustus ada lima hari kita acara.Kami sudah bisa membuka bisnis matching UMKM," sambungnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Bank Indonesia sekaligus Kepala Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau, Anastuty K. atau yang akrab disapa Nita mengatakan penanaman mangrove itu sebagai upaya DEIH mewujudkan zero emission dari acara KKI Agustus lalu.

"Atas penyelenggaran tersebut tentunya ada emisi yang terpakai, ada emisi yang terbuang.Nah, dalam rangka meng-composite acara tersebut kemudian kita hitungkan emisi yang keluar itu menggunakan kalkulator hijau," kata Nita.

Dia menambahkan dari kalkulator hijau itu lah bisa dihitung emisi yang dihasilkan selama penyelenggaraan KKI. Nita menjelaskan selama penyelenggaraan KKI dalam lima hari menghasilkan emisi sebesar 125,85 ton CO2.

"Kalkulator hijau adalah alat yang bisa kita pakai.Kita pakai alat bantu baik individual maupun UMKM maupun perusahaan untuk menghitung emisi yang digunakan dalam proses sehari-hari.Kalau untuk kita mungkin berapa kilometer kita menggunakan perjalanan dari rumah ke kantor,kemudian nanti ada hal-hal lain-lain yang bisa dihitung di kalkulator hijau," ungkapnya.

"Berdasarkan hitungan kalkulator hijau itu,penyelenggaraan karya kreatif Indonesia 2025 itu menghasilkan emisi sebesar 126,85 ton CO2," tambahnya.

adv biDok. Dea Duta Aulia/detikcom

Dia menjelaskan untuk menurunkan emisi ada dua cara yang dilakukan oleh Bank Indonesia yakni dengan melakukan penanaman pohon dan membeli karbon kredit.

"Kami ada 2 kegiatan yang pertama penanaman pohon ini tentunya. Kedua adalah kita membeli karbon kredititu juga bisa dicatat sebagai penurunan emisi. Jadi kita membeli karbon kredit sebesar 150 ton CO2 di Bursa Efek Jakarta," jelasnya.

Nita menjelaskan untuk mendorong keberlanjutan, saat ini, Bank Indonesia juga sudah melakukan penanaman mencapai 38 ribu pohon. Hal itu juga sebagai upaya untuk mewujudkan nett zero emission nasional pada 2060 mendatang.

Lewat penanaman mangrove sendiri diharapkan CO2 semakin terserap. Apalagi satu pohon mangrove rata-rata mampu menyerap sekitar 12-20 kg CO2 per tahun. Jumlah serapan itu bisa lebih besar kalau pohon mangrove sudah memasuki usia dewasa.

"Jadi sampai hari ini totalnya sudah ada 38 ribu pohon yang ditanam oleh Bank Indonesia secara luas,jadi dari 46 kantor perwakilan.Hari ini, kita melakukan penanaman 1000 pohon mangrove," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Rentin menyambut baik program penanaman mangrove tersebut. Menurutnya, program tersebut mampu mendukung Provinsi Bali untuk terus menjaga kelestarian lingkungan.

"Pendekatan seperti ini menunjukkan bahwapertumbuhan ekonomi tidak harus bertentangandengan upaya pelestarian lingkungan dan alam yang ada di Provinsi Bali. Penanaman mangrove sebagai langkah untuk menyeimbangi emisi karbonmerupakan tindakan nyata, langkah real yang patut diapresiasidan menjadi contoh bagi berbagai penyelenggaraan kegiatan di daerah lain," kata Rentin.

Selain untuk menyerap emisi, mangrove juga mampu menjadi sebagai 'benteng' untuk mencegah abrasi pantai dan menjaga habitat biota laut.

"Penanaman 1.000 pohon mangrove di kawasan pesisir hari inibukan sekadar seremoni penanaman pohon.Tetapi ini bentuk nyata dari komitmen bersamauntuk memperkuat ekosistem mangrove sebagai paru-paru pesisir Baliyang berperan penting sebagai penyerap karbon,pelindung dari abrasi, serta habitat bagi berbagai biota laut," tutupnya.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads