Dari keyakinan umat Tionghoa, bahwa buah naga mewakili simbol kesejahteraan dalam kepercayaan Konghucu yakni merah melambangkan rejeki dan naga melambangkan kehormatan atau keagungan.
Pada momen Imlek tahun ini, suatu rezeki dan meraup untung jutaan rupiah bagi pemilik kebun buah naga. Salah satunya Mistin (50) warga Desa Sukodadi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, jelang Imlek ini, ia mengaku dengan lahan seluas 5 hektar miliknya ini, ia harus memanen buah naga setiap hari. Bahkan, selalu kekurangan stok untuk diimport ke Surabaya dan Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap panen bisa menghasilkan sekitar 5 ton. Kalau saya kirimnya ke Surabaya dan Jakarta, kalau di Probolinggo tidak kompetitif, yaitu harga anjlok karena ada masuk buah dari Banyuwangi harga murah tapi kualitas jelek. Saya lebih memilih kirim ke luar darah,"jelasnya Rabu (25/1/2017).
Sementa di kebun miliknya kata Mistin, ada dua varietas buah naga yakni dragon dan mawar. Pada momen kali ini, dua jenis buah naga miliknya sama-sama diburu pembeli."Alhamdulillah, jelang Imlek ini, saya bisa meraup keuntungan hingga jutaan rupiah, karena harganya semakin hari, semakin naik dan permintaan semakin banyak," ungkap Mistin, saat ditemui di kebun buah naganya.
Jelang Imlek ini, harga buah naga dari petani di patok Rp 9.000 per kilogram, yang sebelumnya Rp 6.000 per kilogram. Di pasaran bisa tembus Rp 11.000 per kilogram. Namun, diperkirakan harganya terus melonjak. Saat ini petani buah naga tak hentinya memanen buahnya, dan melakukan perawatan intensif agar buahnya terus menyusul usai dipanen. (dna/dna)