Berada di Pinggir Laut, ini Penampakan Trans Papua Barat

Berada di Pinggir Laut, ini Penampakan Trans Papua Barat

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 20 Feb 2017 17:40 WIB
Foto: Hendra Kusuma
Manokwari - Pengerjaan proyek jalan Trans Papua segmen II ruas Manokawari-Wasior-Batas Provinsi Papua terus dipercepat oleh Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana Jalan Papua Barat.

Pembangunan untuk segmen II Trans Papua ini memiliki panjang 475,81 km, dari total panjang 1.070,62 km Trans Papua di Papua Barat. Dengan total ruas 475,81 km, sepanjang 147,99 km sudah beraspal, dan 315,96 masih tanah atau japat, dan terdapat 11,86 km belum tersambung atau masih hutan.
Trans Papua Barat di pinggir pantaiTrans Papua Barat di pinggir pantai Foto: Hendra Kusuma

Mulai dari titik nol km di Pelabuhan Utama Manokwari, jalan sudah aspal hingga titik km 157 atau sekitar daerah Pegunungan Botak. Setelah itu, jalan hanya berlapiskan urugan pilihan (urpil) dan sesekali terdapat jalan yang masih berlapiskan tanah.

"Segmen II ini dari Manokwari kurang lebih ada 475 km," kata Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional 17 Papua Barat Ditjen Bina Marga Yohanis Tulak disela-sela pinjauan jalan Trans Papua, Manokwari, Senin (20/2/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan segmen I ruas Sorong-Manokwari, pada segmen II ini permukaan jalan berada hampir seluruhnya berada di pinggiran laut, terutama pada titik km 102 sampai dengan pertigaan antara arah Mameh dengan arah Bintuni.
Trans Papua Barat di pinggir pantaiTrans Papua Barat di pinggir pantai Foto: Hendra Kusuma

Penampakan jalan sepanjang Manokwari hingga perbatasan arah mau ke Mameh bisa terbilang sudah layak dilalui dua kendaraan baik mobil 4WD maupun kendaraan truk sedang.

Mulai dari titik 102 km juga terlihat laut pacific dari sampai dengan pertigaan menuju Mameh dan Wasior. Titik keindangan berada di Gunung Botak atau tepat di km 160.
Trans Papua Barat di pinggir pantaiTrans Papua Barat di pinggir pantai Foto: Hendra Kusuma

Hanya saja, untuk bisa mencapai ke posisi itu dibutuhkan kerja keras lantaran jalannya yang hanya berlapiskan tanah atau urugan pilihan. Apalagi, gunung botak terkenal sebagai pegunungan yang mudah longsor.

"Kalau di gunung botak ini kita masih mencari teknologi yang tepat, karena gunung labil dengan batuan lepas, kalau hujan longsor. Kita berkali-kali menangani ini dengan berbagai teknologi," tambahnya.
Berada di Pinggir Laut, ini Penampakan Trans Papua BaratFoto: Hendra Kusuma

Berbeda dengan gunung botak, mulai dari pertigaan menuju Mameh, penampakan jalan sangat berbeda, jalan yang kurang lebih 80 km menuju Mameh ini hanya untuk satu kendaraan dengan lapisan tanah.
Trans Papua Barat di pinggir pantaiTrans Papua Barat di pinggir pantai Foto: Hendra Kusuma

Sepanjang perjalanan ini juga hanya dihuni oleh satu perkampungan, yakni Distrik Wamesa, Kabupaten teluk Kondama, Ibu Kota Wasior. Sepanjang jalan merupakan hutan, bahkan binatang liar seperti rusa, dan burung rangkong kerap terlihat melintasi jalan.

"Kita akan perbaiki yang sepanjang Mameh," ungkapnya.

Perjalanan pun hanya bisa dilakukan hingga titik km 270 dari total ruas di Segmen II sepanjang 475,81 km. Sebab, pada titik km 270 selanjutnya masih terhalang hutan yang belum dibebaskan sepanjang 11,86 km ke arah Windesi.

"Kalau dari batas Provinsi Papua sampai Windesi itu sudah tersambung, tapi di sini banyak sungai yang dalam," jelasnya.
Trans Papua Barat di pinggir pantaiTrans Papua Barat di pinggir pantai Foto: Hendra Kusuma

Tulak berharap, Tim Kerja pembangunan Trans Papua khususnya di Provinsi Papua Barat dapat menyambungkan dua ruas yang panjangnya 1.070,62 km pada tahun 2017.


(dna/dna)

Hide Ads