Mengintip Kapal 'Raksasa' Pertama yang Bersandar di RI

Mengintip Kapal 'Raksasa' Pertama yang Bersandar di RI

Muhammad Idris - detikFinance
Minggu, 09 Apr 2017 13:40 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, hari ini menyambangi Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) di Tanjung Priok, Jakarta. Budi menyambut kedatangan perdana kapal milik perusahaan Prancis, Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM).

Kapal tersebut bukan sembarang kapal, dengan kapasitas 8.500 TEUs, kapal itu jadi pengangkut kontainer paling besar alias raksasa yang pernah singgah di Indonesia. Selama ini, kapal yang terbesar yang buang sauh di Pelabuhan Tanjung Priok berkapasitas 7.000 TEUs.

Kapal tersebut memiliki bobot 95.367 ton dan panjang 335 meter. Sementara jumlah kontainer yang diangkut dari Priok tercatat sebesar 2.300 TEUs untuk diangkut langsung ke Amerika Serikat. Dari jumlah itu, sebanyak 22% kontainer berasal dari pelabuhan domestik lain yang dibawa ke Tanjung Priok (transhipment).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Budi, kedatangan kapal raksasa sekaliber CMA-CGM ini bisa jadi pendorong kedatangan kapal-kapal raksasa lainnya ke pelabuhan di Indonesia. Selama ini, lantaran kuantitas barang yang diangkut tak besar, membuat pelayaran langsung (direct call) dengan kapal kontainer di atas 8.000 TEUs sulit dilakukan.

Kondisi ini membuat kontainer dari Indonesia terpaksa dibawa lebih dulu ke pelabuhan negara seperti Singapura, sebelum kontainer diangkut ke negara tujuan.

"Rencana paling depan jadikan Priok sebagai hub internasional dengan menjadikan intensifikasi transhipment direct call yang long distance, itu yang lebih besar lagi di Priok, Kuala Tanjung, Bitung, dan lainnya," kata Budi di JICT, Minggu (9/4/2017).
Kapal RaksasaKapal Raksasa Foto: Muhammad Idris
Diungkapkannya, kedatangan kapal kontainer dengan kapasitas paling besar yang masuk Indonesia ini, jadi bukti segala upaya efisiensi yang dilakukan pemerintah cukup berhasil.

"Ini bersama-sama Kemenhub, Pelabuhan, Bea Cukai sedang melakukan efisiensi, ukurannya gampang apabila mereka sering datang dan tambah banyak berarti apa yang kita lakukan untuk melakukan efisiensi terjadi. Tapi kalau hanya mereka datang dua kali saja tandanya tak berhasil, ini adalah panggung yang jelas-jelas telanjang, bisa perlihatkan kalau efisiensi benar-benar dilakukan," jelas Budi. (idr/mkj)

Hide Ads