Proyek pembangunan tol Manado-Bitung sendiri terbagi menjadi dua bagian, yakni seksi I sepanjang 14,9 km dari Manado-Airmadidi didanai dari APBN murni dan pinjaman Pemerintah China. Sementara seksi II sepanjang 25 km dari Airmadidi-Bitung digarap oleh investor atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang bernama PT Jasamarga Manado Bitung.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Manado, Riel Jemmy Mantik, mengungkapkan proyek Jalan Tol Manado-Bitung ditaksir bisa menghabiskan dana hingga Rp 6,7 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Progres dari proyek ini baru mencapai 20% lantaran terkendala pembebasan lahan. Namun Riel yakin pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung bisa rampung sesuai target.
"Pembebasan lahan akan selesai 2017, selanjutnya fisik. Diharapkan 2018 selesai, untuk seksi II pembebasan lahan juga sudah 15%," imbuhnya.
Permasalahan pembebasan lahan di proyek tersebut, kata Riel, lantaran adanya perbedaan harga lahan. Sehingga sistem konsinyasi atau penitipan ganti rugi pembebasan lahan di pengadilan dipilih menjadi jalan keluar.
Sekedar gambaran, setelah pelabuhan Bitung-Davao (Filipina) terhubung dengan Kapal RoRo, pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung menjadi sangat penting kehadirannya. Sebab selama ini penghubung antara Manado dengan Bitung hanya satu jalan non tol yang menjadi penghubung. (wdl/wdl)