Asosiasi Baja dan Besi Melebur Jadi IISIA

Asosiasi Baja dan Besi Melebur Jadi IISIA

- detikFinance
Senin, 08 Sep 2008 17:09 WIB
Jakarta - Sejumlah gabungan asosiasi perusahaan baja dan besi nasional meleburkan diri dengan mengusung nama Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA). Asosiasi baru ini dibentuk agar bisa bersama-sama menangani persoalan produksi baja dan besi dari sektor hulu hingga hilir.

"Keberadaan IISIA juga dimaksudkan untuk menghadapi persaingan bisnis dengan industri baja asing yang mulai melebarkan sayap bisnisnya di Indonesia," kata Hidajat Triseputro, Direktur Eksekutif IISIA, di acara soft launching Indonesia Iron and Steel Industry Association, di Hotel Bumikarsa, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (8/9/2008).

Menurutnya, jumlah gabungan asosiasi yang tergabung adalah enam asosiasi besar dengan total jumlah perusahaan baja dan besi, dari sektor hulu hingga hilir, kurang lebih 200 perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu asosiasi yang meleburkan diri yaitu Gabungan Asosiasi Produsen Besi Baja Seluruh Indonesia (GAPBESI) dan Asosiasi Pabrik Bilet Besi Beton dan Batang Kawat Seluruh Indonesia (ABBEPSI).

Ia menambahkan, susunan pengurus IISIA adalah posisi direktur eksekutif dijabat Hidayat Triseputro, Ketua umum (chairman) dipegang oleh Fazwar Bujang (Direktur Utama PT Krakatau Steel). Sedangkan untuk posisi co-chairman (wakil ketua umum/ketua) dijabat Irvan Kamal Hakim, Ismael Pandri dan Djamaluddin.

Alasan lain penggabungan tersebut dilakukan adalah untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di seputar pencarian bahan baku, produksi, pajak, distribusi hingga persoalan teknis lainnya.

Seringkali ada persoalan di lapangan, antara anggota gabungan asosiasi yang satu dan lain sering menemukan bentrok kepentingan. Salah satunya ketika memasarkan produk mereka di satu kawasan atau sektor tertentu.

Kemudian, persoalan limbah, dan penerangan jalan. Industri hilir kerap menghadapi masalah limbah yang didapat dari industri hulu. Padahal, investasi dan pendanaan industri hilir tidak sebesar industri hulu.

"Karena itu persoalan-persoalan tersebut diselesaikan secara bersama dalam satu organisasi yang menaungi seluruh gabungan asosiasi, ini agar tidak saling tumpang tindih dan tuduh menuduh. Ini tidak lain, agar industri baja nasional semakin solid, dapat bersatu padu dalam menghadapi persoalan-persoalan secara bersama-sama. Persaingan bisnis baja kan semakin ketat," ujarnya. (ang/ddn)

Hide Ads