Industri Makanan dan Minuman Tahan Gempuran Krisis

Industri Makanan dan Minuman Tahan Gempuran Krisis

- detikFinance
Senin, 22 Des 2008 18:35 WIB
Jakarta - Industri makanan dan minuman diperkirakan menjadi salah satu sektor yang paling bertahan hadapi krisis ekonomi global di 2009. Hal ini karena permintaan ekspor industri makanan dan minuman tidak terlalu besar dan kebutuhan impornya juga terbilang kecil.

Demikian disampaikan pengamat ekonomi Chatib Basri dalam diskusi proyeksi ekspor non migas 2009 di Departemen Perdagangan, Senin (22/12/2008).
 
"Sektor transportasi dan otomotif itu ketergantungan kepada impornya sekitar 44 persen dan untuk TPT permintaan ekspornya menurun. Sedangkan  makanan dan minuman permintaan ekspor tidak terlalu besar, kebutuhan impor juga kecil," ujarnya.
 
Menurut Chatib, krisis yang tengah terjadi di Indonesia saat ini berbeda dengan krisis 1997-1998. Pada saat itu, pasar di luar negeri yang menjadi tujuan ekspor tidak terlalu kena krisis sehingga permintaan masih tetap ada.

"Pada krisis 1998 ekspor akan mudah karena rupiah depresiasi tapi karena di luar tidak krisis maka permintaan masih ada, tapi kalau sekarang orang lain krisis, kita tidak sehingga permintaan dunia menurun," katanya.
 
Untuk itu, imbuh Chatib, para pengusaha sebaiknya mengalihkan saasarn ekspornya ke pasar dalam negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasar domestik akan tetap jadi solusi ketika tidak ada permintaan dari luar. Selain itu, alternatif lainnya yaitu trade financing melalui penjaminan ekspor dan lembaga pembiayaan ekspor," jelasnya.
(epi/lih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads