Produsen Kayu Lapis Banyak yang Gulung Tikar

Produsen Kayu Lapis Banyak yang Gulung Tikar

- detikFinance
Sabtu, 28 Feb 2009 14:52 WIB
Bogor - Pemanfaatan kapasitas terpasang atau utilisasi industri kayu lapis (plywood) dipastikan hanya tersisa 15% sampai 20% pada tahun ini.

Turunnya permintaan ekspor di pasar internasional dan persaingan yang ketat menjadi biang keladi merosotnya sektor ini. Sehingga banyak perusahaan yang harus menghentikan produksinya bahkan gulung tikar.

Pada tahun 2008 lalu total produksi plywood sebanyak 3 juta meter kubik per tahun atau masih berada di angka 30% utilisasi. Sedangkan pada tahun 2009, akan semakin luruh karena anjloknya permintaan ekspor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat industri kayu lapis mengalami masa jaya-jayanya di tahun 1993, pada saat utilisasinya mencapai 80% dengan mampu memproduksi 10 juta meter kubik. Diantaranya untuk pasar ekspor sebesar 9 juta meter persegi dan 1 juta untuk pasar domestik.

"Kapasitas tersisa 15% sampai 20%, ya mungkin sekali," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) Abbas Adhar dalam acara orientasi wartawan kehutanan, masa depan industri kehutanan menghadapi krisis finansial global, Sabtu (28/2/2009).

Abbas memperkirakan dari total 130 pabrik kayu lapis lokal, yang pada tahun lalu masih berproduksi sebanyak 40 pabrik. Tahun ini diperkirakan hanya ada 20 pabrik yang beroperasi.

Seperti diketahui industri kayu lapis Indonesia semakin terpuruk sejak beberapa tahun lalu karena pasarnya telah digeser oleh negara pesaing Malaysia, China dan Brazil.

"Tahun 2008 yang aktif hanya 64 perusahaan, hanya 25% yang berproduksi normal, selebihnya on off menuju kebangkrutan," ucapnya.

Mengenai adanya kemungkinan pembebasan bea masuk 0% produk kayu Indonesia ke pasar Australia sesuai dengan kerjasama perdagangan bebas ASEAN Australia-Selandia Baru, ia memperkirakan tidak akan mempengaruhi secara signifikan karena pasar ekspor plywood Indonesia sangat kecil di negeri Kanguru tersebut.

"Jumlahnya sangat kecil sekali ke Australia," jelasnya.

(hen/ir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads