RI 'Rebutan' dengan Negara Maju Cari Pendanaan Global

RI 'Rebutan' dengan Negara Maju Cari Pendanaan Global

- detikFinance
Kamis, 16 Apr 2009 13:25 WIB
Jakarta - Di tengah kondisi krisis ekonomi global yang menyebabkan keringnya likuiditas secara global, pemerintah Indonesia harus'berebutan' dengan negara-negara maju untuk mendapatkan pendanaan atau pembiayaan anggarannya.

Hal ini dikatakan oleh Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani dalam pembukaan Rakor Departemen Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (16/4/2009).

"Krisis secara global memakan biaya US$ 5 triliun itu dari budget yang harus didanai seluruh dunia. AS akan keluarkan US$ 2,5 triliun treasury bond, sepertiga yang beli Cina, seperenam Jepang, sisanya akan beli termasuk Arab Saudi. Rusia juga akan keluarkan bond US$ 5 miliar, dunia sedang berkompetisi perebutkan uang, dan kita berkompetisi dengan negara maju," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani mengatakan di tengah kondisi krisis saat ini, pemerintah berusaha keras untuk bisa menarik ini dana asing masuk dengan menjaga iklim investasi dalam negeri. "Pemilik dolar akan memilih investasi atau beli bond AS, itu tantangannya," imbuhnya.

Sebagai bentuk usaha mengamankan pembiayaan anggaran di tahun 2009 ini, pemerintah saat ini juga tengah melakukan penawaran untuk instrumen sukuk global. "Sukuk global sedang kita proses, kita akan lihat berapa penawaran yang masuk, kita lihat final price-nya nanri," katanya.

Selain sukuk global, pemerintah masih punya amunisi lain untuk pembiayaan anggaran, yaitu samurai bond yang akan diterbitkan di pasar modal Jepang.

"Hari ini kita offer sukuk internasional, dan sedang siapkan Samurai Bond. 24 bulan itu the most difficult battle jadi amunisinya harus cukup untuk apapun yang terjadi," tukas Sri Mulyani.
(dnl/ir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads