"Tipe PLTU ini superkritikal, menggunakan teknologi terbaru dan begitu menarik investor," ujar Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar usai penandatangan kontrak dengan 23 Bank Pembangunan Daerah (BPD), Gedung Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat (24/4/2009).
Menurut Fahmi, pihaknya tidak akan mengalami kesulitan untuk mencari pendanaan proyek tersebut. "Kalau pendanaannya susah ada kemungkinan di IPP (swasta). Itu bisa dijajaki ke siapa saja yang punya uang," ungkapnya.
PLTU Adipala merupakan satu dari empat PLTU dari proyek 10.000 MW tahap I yang belum mendapatkan pendanaan. "Empat PLTU tersebut antara lain PLTU di Kalbar, PLTU Adipala, Cilacap (1x625 MW), dan PLTU di Riau (2x7 MW)," katanya.
Untuk PLTU di Riau, imbuh Fahmi pihaknya telah berbicara dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Riau dan Gubernur Riau. "Untuk Riau saya sudah bicara dengan BPD Riau dan Gubernur Riau. Dia akan danai dalam waktu dekat ini. Mudah-mudahan yang empat ini bisa berkurang menjadi tinggal satu saja," jelas Fahmi.
Fahmi menambahkan total kebutuhan dana untuk membangun empat pembangkit tersebut dibawah Rp 1 Triliun. "Di bawah Rp 1 triliun. Empat itu soal dealnya saja yang tidak ketemu," ungkapnya.
(epi/lih)