Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengakui selama ini pemerintah telah salah dalam menetapkan kriteria keberhasilan kinerja PT Pelindo.
"Selama ini 50 persen keberhasilan Pelindo ditentukan oleh keuntungan," jelas Sofyan dalam sambutannya dalam pelantikan Direksi PT Pelindo I, II, III dan IV di Gedung Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (11/5/2009).
Menurut Sofyan, kriteria tersebut telah menyebabkan seluruh manajemen Pelindo hanya bekerja untuk mencari keuntungan.
"Dengan begitu seluruh manajemen akan kerja untuk mengejar profit dan melupakan peningkatan pelayanan,"ujar Sofyan.
Hal ini tidak hanya ditetapkan di Pelindo saja, Sofyan menyatakan fenomena ini juga terjadi PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Mereka jadi menunda replanting karena mengejar keuntungan.
"Harusnya kan replanting tersebut dilakukan di 4.000 hektar kebun per tahun. Tapi karena mengejar keuntungan, replanting ditunda dua tahun sehingga siklusnya tidak berjalan normal," katanya.
Untuk itu, lanjut Sofyan, mulai tahun ini kebijakan tersebut diubah. Keuntungan hanya menjadi 15 persen penentu keberhasilan kinerja Pelindo.
"Tahun ini diturunkan menjadi 15 persen. Dengan demikian keuntungan tetap menjadi kriteria tapi yang penting pelayanan," ungkap Sofyan.
Dengan berubahnya kriteria tersebut, Sofyan meminta Pelindo untuk memperbaiki infrastrukturnya, mengurangi biaya transportasi, meningkatkan layanan dan menurunkan biaya angkut.
"Kalau Pelindo cepat yang diuntungkan semua pengguna jasa. Kalau service baik keuntungan baik. Jadi akan added value yang luar biasa," jelasnya.
Untuk diketahui, pada tahun 2008 keuntungan PT Pelindo I, II, III dan IV mencapai Rp 1,5 triliun.
(epi/lih)