Waspadai Gagal Serah Bisnis Batubara

Waspadai Gagal Serah Bisnis Batubara

- detikFinance
Kamis, 20 Agu 2009 15:24 WIB
Jakarta - Gemilang bisnis batubara rupanya ikut mendorong munculnya penipuan seperti gagal serah. Pelaku industri batubara diimbau lebih waspada.

"Memang penipuan di industri batubara itu ada. Contohnya seperti kasus-kasus gagal serah," ujar Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia, Bob Kamandanu saat dihubungi detikFinance, Kamis (20/8/2009).

Menurut Bob, APBI terus berupaya meningkatkan kualitas pelaku industri batubara di Indonesia agar kasus-kasus serupa bisa diredam. Kasus penipuan di industri batubara cukup sering terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contohnya seperti yang dialami Morgan Stanley Capital Group Inc (MSCGI) belum lama ini. Morgan Stanley menderita kerugian hingga US$ 1 juta lantaran 50 ribu ton batubara yang dipesannya dari PT Kerja Sama Tim Enterprise (KSTE) mengalami gagal serah.

Saat ini, Direktur Utama KSTE Zul Qamar telah divonis 2 tahun penjara dan mendekam di penjara Kalimantan Selatan. Morgan Stanley memesan 50 ribu ton batubara dari KSTE di Singapura.

Namun pengiriman hanya dapat dipenuhi KSTE sebanyak 16 ribu ton saja. Kualitas batubara yang diterima juga tidak sesuai dengan kesepakatan. Alhasil, KSTE ditetapkan bersalah dan harus mengembalikan uang pembelian sebesar US$ 1 juta kepada Morgan Stanley.

Contoh kasus lainnya adalah Glencore dari Amerika Serikat yang juga pernah tertipu US$ 2 juta oleh pengusaha batubara kecil di Kalimantan Selatan pada tahun 2008.

"Biasanya kasus-kasus seperti itu terjadi pada pemain-pemain batubara pemula skala kecil yang kurang modal. Batubara itu industri yang padat modal. Kalau tidak cukup modal, bisa-bisa barang yang dikirim kualitasnya tidak sesuai pesanan, bahkan bisa-bisa tidak bisa melakukan pengiriman sama sekali," jelas Bob.

Oleh sebab itu, APBI terus melakukan berbagai upaya guna menciptakan iklim industri yang aman di sektor batubara.

"Kita punya program edukasi keuangan dan planning pertambangan bagi anggota-anggota kita. Kita juga terus mengajak sebanyak-banyaknya pelaku batubara untuk menjadi anggota APBI," ujarnya.

Sementara menurut analis PT BNI Securities Norico Gaman, kasus-kasus seperti di atas sejauh ini belum memberikan pengaruh negatif pada sentimen saham-saham batubara di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Saya kira kasus-kasus seperti itu sifatnya minor. Gagal serah itu kan bukan karena keterbatasan suplai, tapi lebih kepada masalah keuangan perusahaan yang gagal serah. Jadi fundamental emiten batubara tidak akan terpengaruh," ujarnya.

(dro/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads