Demikian disampaikan oleh Sekjen Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Soeroso Natakusuma saat ditemui di kantor Kadin, Jakarta, Selasa (25/8/2009).
Soeroso menjelaskan, khusus tahun ini kenaikan harga minuman dalam kemasan bukan hanya dipicu oleh kenaikan permintaan namun tingginya harga gula, telah menjadi pemicu utama kenaikan harga.
"Ada kenaikan 4-5% di puasa dan lebaran ini," katanya.
Ia mengatakan kenaikan harga gula sejak beberapa bulan lalu telah diperhitungkan oleh produsen. Saat ini harga gula telah mengalami kenaikan di atas 10%. Sedangkan kontribusi bahan baku gula terhadap biaya produksi minuman ringan bisa mencapai 40-50%.
"Untuk kenaikan konsumsi minuman ringan ada kenaikan hampir 7-10%, khusus untuk minuman dalam kemasan bisa naik 15%," imbuhnya.
Selama ini kata dia, dari seluruh produksi minuman ringan dalam berbagai bentuk, minuman dalam kemasan memberikan kontribusi penjualan hingga Rp 10 miliar per tahun atau kurang lebih Rp 1 miliar per bulan.
(hen/dnl)