Unit HCU Kilang Dumai Dimatikan Selama 2 Minggu

Unit HCU Kilang Dumai Dimatikan Selama 2 Minggu

- detikFinance
Kamis, 22 Okt 2009 10:08 WIB
Jakarta - Unit Hydrocraker (HCU) di Kilang Dumai akan dimatikan (shut down) selama dua minggu sejak 27 Oktober mendatang.

"Itu bukan TA (Turn Around/perawatan rutin) tapi kita mau ganti hydrocracker unit di Kilang Dumai," ujar Direktur Pengolahan Pertamina Rukmi Hadihartini di Gedung Departemen ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (21/10/2009) malam.

Menurut Rukmi, unit HCU berkapasitas 22.000 barel per hari tersebut menghasilkan BBM jenis solar dan premium.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita shutdown nanti tanggal 27 Oktober. Lamanya sekitar dua minggu," kata Rukmi.

Pengoperasian kilang Dumai seluas 360 hektare ini dilakukan oleh Presiden Soeharto pada 8 September 1971. Selanjutnya pada tahun itu dibangun dua Unit Proses, yaitu Naptha Rerun Unit dan Hydrocarbon Platforming Unit. Dua unit ini selesai dan dioperasikan tahun 1973.

Kilang UP II Dumai memiliki 14 unit proses produksi pengolahan dan dua unit penunjang proses produksi. Kilang minyak UP II Dumai terdiri atas kilang lama (Existing Plant) dan kilang baru (New Plant).

Existing Plant terdiri atas 3 unit proses, yaitu Topping Unit/Crude Distilling Unit (CDU), Naptha Rerun Unit (NRU), dan Hydrobon Platforming Unit (Platforming I). New Plant (Hydrocracker Complex) merupakan perluasan dari Existing Plant yang dibangun pada tahun 1981. Pengoperasiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto, 16 Februari 1984.

New Plant terdiri atas 11 unit proses produksi, yaitu High Vacuum Unit (HVU), Delayed Coking Unit (DCU), Hydrocracking Unit (HCU), Naptha Hydrotreating Unit (NHDtU), CCR Platforming Unit, Destillate Hydrotreating Unit (DHDtU), Amine & LPG Recovery Unit, Hydrogent Plant, Nitrogen Plant, dan Sour Water System Plant. Sedangkan dua unit penunjang produksi adalah Instalasi Tanki dan Pengapalan dan Utilities Unit.

Dibangunnya Kilang Hydrocracker Complex ini bertujuan untuk memproses lebih lanjut LSWR (Low Sulfur Waxy Residu) yang dihasilkan oleh Crude Distilling Unit (CDU) Dumai dan CDU Sungai Pakning, sehingga dapat menghasilkan produk-produk BBM yang siap pakai.

Dari 100 persen minyak mentah yang diolah (100 persen Crude Intake) hanya dapat dihasilkan sekitar 37,5 persen produk BBM, 62 persen LSWR (Residu), dan sisanya sekitar 0,5 persen gas.

Sedangkan dengan mengolah LSWR lebih lanjut di unit proses produksi Hydrcocracker Complex dapat dihasilkan produk BBM sekitar 93,34 persen dan sisa berupa produk gas yang digunakan sebagai bahan bakar (fuel) di unit-unit proses produksi kilang.

Selain itu dihasilkan produk padat berupa green coke dan calcined coke. Produk ini digunakan kalangan industri untuk bahan elektroda dalam proses peleburan biji alumunium.

Kilang Dumai mengolah minyak mentah jenis Sumatera Light Crude (SLC) dan jenis Duri Crude Oil (DCO) yang dihasilkan oleh PT Caltex Pacific Indonesia.

Kilang Dumai menghasilkan berbagai macam produk BBM dan produk non BBM. Jenis-jenis produk BBM yang dihasilkan adalah premium, kerosene, avtur, JP-5 (bahan bakar khusus), dan solar/diesel. Sedangkan jenis-jenis produk non BBM yang dihasilkan adalah Elpiji (LPG), green coke, dan calcined coke.

Produk BBM yang dihasilkan Kilang Minyak UP II Dumai memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri, khususnya daerah operasi UPms I (Provinsi-provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau). Sementara produk non BBM (coke) diarahkan untuk ekspor.

Pendistribusian produk tersebut dikirim melalui perpipaan (10 persen) dan melalui kapal (90 persen). Sebagai sebuah kilang, Kilang UP II di Dumai memiliki sejumlah fasilitas pendukung, yaitu tangki penampung; pembangkit listrik baik PLTU (4 unit), PLTG (2 unit), maupun PLTD (4 unit) dengan daya sebesar 104 Mega Watt.
Di kompleks kilang ini pun terdapat pengolah air tawar (WTP) yang berkemampuan pengolahanan 1.2000 m3 per jam.

Terdapat juga pembangkit steam, udara tekan, nitrogen plant, dan unit pengolah limbah cair. Termasuk memiliki dermaga yang dibangun di pantai timur kota Dumai, berhadapan dengan Pulau Rapat.

Selain itu untuk pengisian Elpiji Kilang Dumai memiliki Fasilitas Filling. Untuk memperlancar suplai Elpiji ke Pekanbaru dan sekitarnya, telah dibangun fasilitas LPG Filling yang diresmikan Mei 1997.

Sebelumnya, suplai Elpiji melalui SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) di Pekanbaru yang dipasok dari Pangkalan Susu, Sumatera Utara.



(epi/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads