Bagi yang berminat maka setidaknya harus merogoh kocek hingga Rp 460 juta (di luar sewa tempat) khusus untuk pembukaan apotek baru, sedangkan untuk apotek yang akan dikonversi (apotek lama) hanya Rp 350 juta. Pihak Kimia Farma mengenakan royalty fee 1,5% dari penjualan per bulan, dengan masa kerjasama waralaba yang ditawarkan selama 6 tahun.
Kimia Farma menjamin tingkat pengembalian modal akan kembali dalam waktu 3-4 tahun semenjak dimulai investasi. Selain mendapat stok obat sebesar Rp 150 juta, mitra franchise juga akan mendapat kelengkapan brand sign, perizinan, pembuatan rak, counter dan furnitur, point of sales dan sistem informasi, training SDM, peralatan apotek seperti AC, kulkas, TV, alat tulis kantor.
"Investasi sebesar Rp 450 juta itu sebagian untuk stok (obat), komputer, software, termasuk training dan pegawai dan lainnya," kata Direktur Utama Kimia Farma Sjamsul Arifin dalam acara konferensi pers peluncuran franchise apotek di JCC, Jakarta, Jumat (13/11/2009).
Kimia Farma menargetkan per tahunnya bisa membuka gerai franchise apotek sebanyak 100 gerai usaha, sehingga akan memberikan kontribusi penjualan apotek per tahunnya hingga 20%. Pada tahun 2008 lalu saat perseroan membukukan pendapatan Rp 2,7 triliun kontribusi unit usaha apotek memberikan kontribusi hingga Rp 1,3 triliun.
Saat ini setidaknya sudah ada 370 apotek Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia, diantaranya sebanyak 133 apotek hasil kerjasama operasional (KSO) binaan Kimia Farma. Dalam waktu lima tahun kedepan Kimia Farma menargetkan sebanyak 1000 outlet apotek yang telah dibuka termasuk dari KSO dan Franchise.
"Kalau sistem franchise mitra usaha itu harus aktif mengelola apotek, kalau KSO yang mengelola itu kimia Farma, itu yang membedakan antara tawaran franchise dengan KSO," jelas Sjamsul.
Tertarik?
PT Kimia Farma Apotek
Jl. Budi Utomo No.1 Jakarta Pusat 10710
Telp 021-385 7245, Fax 021-3811187
Email : franchise@kimiafarmaapotek.com
(hen/dnl)