Bisnis Hewan Kurban Musiman Mulai Menjamuri Jakarta

Bisnis Hewan Kurban Musiman Mulai Menjamuri Jakarta

- detikFinance
Minggu, 22 Nov 2009 12:14 WIB
Jakarta - Lima  hari menjelang hari  Raya Idul Adha, para pengusaha musiman hewan ternak kurban, semakin menjamur di Ibukota. Berbagai upaya  untuk menarik pembeli dilakukan oleh para pedagang diantaranya dengan memberikan palayanan antar gratis dan penitipan hewan yang telah dibeli.

Berdasarkan pantauan detikFinance di kawasan Jakarta Timur hingga Bekasi, di tiap 100 meter terdapat pedagang hewan kurban. Mereka mencoba peruntungan berbisnis jual-beli kambing ataupun sapi, karena keuntungan yang diperoleh cukup menjanjikan, berkisar Rp 150-500 ribu per ekor.

Salah satunya adalah H. Santoso, pedagang hewan kurban asal Pati Jawa Tengah, yang memulai bisnis tahun 2000 lalu. Dirinya mengaku, empat hari sejak di buka, hanya berhasil menjual satu  sapi dan lima kambing. Saat ini penjualan belum mencapai puncaknya, puncak kenaikan penjualan kambing dan sapi akan berlangsung pada tiga hari sebelum perayaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai sekarang, masih satu  sapi, lima  kambing. Nanti puncak-puncaknya tiga hari sebelum hari raya (Idul Adha)," ujar Santoso, yang juga berprofesi sebagai pengusaha furniture.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, hewan kurban pasti akan habis terjual sampai hari menjelang Idul Adha. Tahun ini Santoso
menyediakan 20 sapi dan 150 kambing, yang didatangkan langsung dari daerah asalnya, Pati Jawa Tengah. "Saya stok langsung dari Pati, sebagian ternak sendiri, sebagian lagi ambil dari pasar di sana," jelas Santoso Minggu (22/11/2009).

Ditambahkan Santoso, untuk setiap kambing dihargai Rp 1-2,6 juta. Sapi pun harganya bervariasi dari Rp 10-14 juta. Harga yang ditetapkan
tentu berdasarkan besar dan jenis hewan kurban. "Keuntungan kambing sekitar Rp 250 ribu, dan sapi Rp 1 juta," terangnya.

Namun keuntungan bersih yang terimanya, berkisar Rp 150-200 ribu untuk kambing, dan Rp 500 ribu sapi. Ini karena Santoso harus menganggarkan
biaya transportasi, sewa tempat, listrik, dan air sebesar Rp 4 juta, dan ongkos pemeliharaan hewan sampai menjelang hari raya. "Sepuluh hari sewa tempat, termasuk listrik, air, biayanya Rp 4 juta. Ditambah biaya pemeliharaan hewan. Jadi untungnya cukuplah, nggak
berlebih," imbuhnya.

Ia menjelaskan, jika hewan diambil dari hasil ternak sendiri, keuntungannya jauh lebih besar dibandingkan dengan mengambil dari pasar. "Kalau dari ternak sendiri kan kita dapet untung dua  kali lipat, dengan bibit Rp 600-700 ribu, pelihara kemudian jual. Kalau beli dipasar, harga dasarnya saja sekitar Rp 1,5-1,7 juta," tambah Santoso di tempat ia berjualan di Jalan Raya Pondok Gede Bekasi.

Santoso pun menyediakan layanan antar, dan titip hewan kurban sampai hari menjelang Idul Adha. Dia tidak menambah biaya atas jasa tambahan
yang ditawarkan. "Bisa diantar sampai tempat. Juga bisa titip dan dikasih makan seperti biasa. Nggak ada biaya tambahan. Ini services dari kita. Kita udah dapat semua (untung) dari harga jual hewan," katanya.

Ia yang memulai berjualan hewan kurban dengan modal 28 ekor kambing, akan meneruskan usahanya, karena untung yang diperoleh cukup
menjanjikan. Saat ini, Santoso juga telah memiliki satu  tempat berjualan hewan kurban, yang tidak jauh dari lokasinya sekarang.

"Satu lagi ada di daerah Jatiasih, tapi disana lebih banyak sapi. Ya, untungnya lumayan, jadi saya akan terus berjualan musiman. Kalau
tempatnya tahun depan sudah tidak bisa di sewa, saya cari di dekat-dekat sini, karena sudah banyak langganan disini," tutupnya.

(hen/hen)

Hide Ads