.webp)
Jalan Tol BORR Seksi I yang menghubungkan Sentul Selatan Kedunghalang, resmi dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk. Frans S. Sunito. Tol ini memungkinkan masyarakat Bogor dan sekitarnya, jika ingin menuju Jakarta ataupun Ciawi, tidak lagi harus melewati pusat kota (Bogor), hingga terhindar dari kemacetan di Baranangsiang.
"Waktu bisa hemat lebih dari 30 menit dan jarak yang ditempuh lebih hemat 7 km," kata Frans dalam acara peresmian operasi BRR Seksi I, Sentul Selatan, Senin (23/11/2009).
Menurut Frans, pengoperasian tol baru ini diharapkan dapat menjadi lecutan pembangunan jalon tol lain di berbagai daerah, hingga terjadi pertumbuhan ekonomi. Tol ini juga jadi pembuktian investor lokal, bahwa mereka mempunyai kemampuan dana ataupun teknis.
"Harapan kami dapat memberi stimulan bagi pembangunan ruas jalan tol lain, serta pembangunan infrastruktur lainnya," jelasnya.
Setelah Jasa Marga dan Departemen Pekerjaan Umum menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) BRR pada 29 Mei 2006, 2 tahun setelahnya (April 2008) proyek dialihkan kepada PT Marga Sarana Jabar (MSJ).
MSJ merupakan perusahaan pantungan Jasa Marga dengan PT Jasa Sarana (BUMD Jawa Barat), dengan komposisi saham 55:45.
Saat ini, baru BRR Seksi I yang selesai operasi. Dengan panjang 3,8 km, luas tanah 30,45 ha, Seksi I menghubungkan Sentul Selatan-Kedung-Kedung Halang. Melalui 5 Kelurahan di wilayah kota Bogor, dan 3 Desa di Kabupaten Bogor.
Selanjutnya MSJ siap melanjutkan BORR Seksi II dan III. Seksi II menghubungkan Kedung Halang-Simpang Yasmin dengan panjang 4 km. Sedangkan Seksi III, sepanjang 3,2 km membentang mulai Simpang Yasin sampai Dramaga.
Seksi II sampai saat ini sedang tahap pembebasan lahan. Untuk seksi III, MSJ sedang melakukan pematangan desain jalan tol."Saat ini sedang pembebasan lahan. Mudah-mudahan lancar, dan kami harapkan dukungan dari Pemda Bogor," terang Direktur Utama MSJ, Konco Sudewo.
Pembebasan lahan didanai oleh Jasa Marga sesuai perjanjian, sedangkan untuk pengerjaan konstruksi dibiayai oleh sindikasi perbankan seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, dan Bank Jabar Banten. (wep/dnl)
