Sri Mulyani: APBN 2008 Terbaik Dalam 10 Tahun Terakhir

Sri Mulyani: APBN 2008 Terbaik Dalam 10 Tahun Terakhir

- detikFinance
Selasa, 19 Jan 2010 12:22 WIB
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan kinerja APBN 2008 merupakan yang terbaik selama 10 tahun terakhir.

Demikian disampaikannya dalam Rapat Paripurna DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/1/2010).

"APBN 2008 adalah yang terbaik selama 10 tahun terakhir," ujarnya.
 
Menurut Sri Mulyani, APBN 2008 sudah dilaporkan setelah diaudit BPK. Saat itu, posisi APBN terbaik karena pemerintah mendapatkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) yang tepat dengan defisit yang hampir mendekati 0%.

Walaupun diwarnai dengan munculnya krisis ekonomi global di penghujung tahun, kondisi makroekonomi secara umum tahun 2008 masih relatif stabil dan terjaga.
Perekonomian Indonesia tumbuh 6,1% atau hanya turun 0,2% dari pertumbuhan ekonomi tahun 2007 yang sebesar 6,3%. Pendapatan per kapita saat itu juga meningkat dari Rp 17,6 juta di 2007 menjadi Rp 21,7 juta pada tahun 2008.

Kemudian realisasi inflasi sepanjang  2008 relatif tinggi yaitu sebesar 11,06%, dibandingkan inflasi tahun 2007 yang sebesar 6,59%. Rata-rata nilai tukar rupiah adalah Rp 10.950 per dolar atau lebih tinggi dari rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2007 yang sebesar Rp 9.419 per dolar. Besaran suku bunga SBI 3 bulan pada Desember 2008 sebesar 11,08% atau lebih tinggi dari target APBN-P yang sebesar 7,5%

Sri Mulyani menyatakan penerimaan pajak dan bukan pajak pada tahun 2008 di atas target yang telah ditetapkan dalam APBN. Begitu pula dengan belanja negara yang mendekati target. "Jadi itu adalah situasi APBN yang sangat baik," tegasnya.

Realisasi pendapatan negara dan hibah di 2008 mencapai Rp 981,61 triliun atau lebih tinggi 9,68% dari anggaran yang telah ditetapkan APBN-P 2008 yang sebesar Rp 894,99 triliun. Realisasi tersebut terdiri dari penerimaan pajak Rp 658,7 triliun, penerimaan negara bukan pajak Rp 320,6 triliun, dan penerimaan hibah Rp 2,3 triliun.

"Penerimaan pajak maupun bukan pajak semua di atas target dan belanja mendekati target semua. Jadi itu adalah situasi APBN yang sangat baik," jelasnya.

Realisasi belanja negara di 2008 mencapai Rp 985,73 triliun atau 0,38% lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan yang sebesar Rp 989,49 triliun. Realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 693,36 triliun, transfer ke daerah Rp 292,43 triliun, dan suspen sebesar minus Rp58,72 miliar.

Dengan demikian, terdapat defisit anggaran sebesar Rp 4,12 triliun atau 95,64% lebih rendah dari yang diperkirakan dalam APBN-P 2008 sebesar Rp94,5 triliun.

Realisasi pembiayaan untuk menutup defisit anggaran yang dapat dihimpun adalah sebesar Rp 84,07 triliun yang berasal dari sumber-sumber pembiayaan dalam negeri Rp97,29 triliun dan pembiayaan luar negeri (neto) sebesar minus Rp13,22 triliun. Sehingga terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) untuk tahun anggaran 2008 sebesar Rp 79,95 triliun.

(nia/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads