Tak Diperhatikan Pemerintah, Sriboga Ingin Beralih ke Australia

Tak Diperhatikan Pemerintah, Sriboga Ingin Beralih ke Australia

- detikFinance
Kamis, 11 Feb 2010 14:39 WIB
Jakarta - PT Sriboga Ratu Raya salah satu produsen tepung terigu nasional berencana merelokasi pabriknya yang berada di Tanjung Emas Semarang Jawa Tengah ke Australia. Alasannya karena kurang diperhatikan pemerintah.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies saat ditemui di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (11/2/2010).

"Mereka mempertimbangkan relokasi pabriknya ke Australia, ini pernah disampaikan pada saat Pak Alwin Arifin (Dirut Sriboga) saat bertemu dengan Menteri Perindustrian," ucap Ratna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratna menjelaskan salah satu pertimbangan Sriboga mengancam merelokasi pabriknya ke Australia karena para produsen terigu skala kecil termasuk Sriboga merasa kurang diperhatikan oleh kebijakan pemerintah di bidang industri terigu. Selain itu, kedekatan bahan baku gandum yang memadai di Australia dan murahnya biaya investasi menjadi pertimbangan Sriboga.

"Bayangkan saja selama 10 tahun para produsen terigu bersaing dengan produk terigu impor yang dumping," katanya.

Hal-hal semacam inilah, lanjut Ratna, yang membuat pelaku terigu skala kecil menjadi resah, apalagi rekomendasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) mengenai pengenaan bea masuk anti dumping (BMAD) bagi produk terigu asal Turki belum mendapat respon dari kementerian keuangan untuk segera dikenakan BMAD.

"Saya dapat informasi, pembahasan (BMAD) ini ditunda lagi satu minggu, setelah sebelumnya berkali-kali ditunda," katanya.

Ia mengaku tidak habis pikir dengan langkah Kementerian Keuangan yang belum juga menerapkan BMAD. Padahal kata dia, sebagai instrumen tarif seharusnya BMAD akan menambah pendapatan bagi pemerintah. Ratna juga menyangsikan pengenaan BMAD akan mengancam fluktuasi harga terigu termasuk produk turunannya seperti harga mie instan di Tanah Air.

"Produk terigu impor Turki itu mencakup 60% dari 550.000Β  ton total impor terigu kita per tahun atau setara dengan produksi 2-3 pabrik terigu skala kecil," katanya.

(hen/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads