"Kami akan panggil TWU," ujar Anggota Komisi VII DPR Satya W Yudha di sela rapat tertutup mengenai Blok Cepu antara Komisi VII DPR dengan BP Migas, PT Pertamina EP, dan ExxonMobil di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (24/2/2010).
Satya menilai pemanggilan TWU oleh Komisi VI penting mengingat TWU merupakan penyebab utama belum tercapainya target produksi Blok Cepu sebesar 20.000 barel per hari. Pasalnya, TWU tidak juga dapat memenuhi janjinya untuk menyerap produksi Blok cepu sebesar 6.000 bph.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, saat ini produksi Blok Cepu hanya 14 ribu bph, dimana seluruh hasil produksi tersebut diserap oleh Pertamina. Blok yang berada di Jawa Timur tersebut belum dapat berproduksi sebesar 20.000 Bph karena kilang mini milik PT Tri Wahana Universal (TWU) tidak berproduksi karena masih tes persiapan produksi.
Β
Pada kesempatan yang sama, Satya menyebutkan dalam rapat tertutup tersebut Komisi VII DPR meminta BP Migas, Pertamina, dan Mobil Cepu Limited, anak usaha Exxonmobile untuk kembali duduk bersama membahas Joint Operating Agreement (JoA) di Blok Cepu.
"Nanti hasilnya dilaporkan ke Komisi VII DPR, " kata dia.
Dalam JoA tersebut, Komisi VII DPR merekomendasikan agar Pertamina turut dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan Blok Cepu. "Kami juga rekomendasikan agar lapangan di luar Banyu Urip, Pertamina bisa jadi operator," ungkapnya.
(epi/dnl)