Demikian disampaikan Kepala BKPM Gita Wiryawan dalam jumpa pers pada acara Economist Intelligence Unit di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (24/3/2010).
"Iya mereka mau investasi untuk bangun pabrik suku cadang mobil dan motor. Mereka kan selama ini cukup piawai dalam investasi. Mereka tahun ini pengurusan izin dan investasi," papar Gita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu mereka lihat opportunity yang baru di sini. Bisa bangun baru dan tidak menutup kemungkinan relokasi yang ada di sana," tambahnya.
Sementara itu, Ditjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian Budi Darmadi menegaskan investor asal Thailand ini sudah menyatakan ketertarikannya untuk membangun pabrik suku cadang. Mereka melihat, potensi Indonesia sangat bagus.
"Mereka menginginkan pemerintah untuk bantu izin dan pasar. Ini perluasan lokasi," tambahnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Ada sebagian pengusaha yang bermitra dengan pelaku industri suku cadang dalam negeri. Ada pula yang berinvestasi secara mandiri. "Syukur-syukur bisa gabung dengan industri komponen yang mencapai 700 perusahaan," ucapnya.
Saat ditanya mengenai gencarnya Vietnam untuk menarik investor asal luar negeri, Gita tidak terlalu ambil pusing. Yang terpenting bagi dia adalah penguatan di dalam negeri dalam bentuk penyikapan penyisiran kebijakan lama yang sudah tidak relevan, serta membangun kebijakan baru hingga dapat menopang investasi.
"Kita jauh lebih dari Vietnam, Kita terbesar sekitar US$ 580-590. Vietnam masih di bawah Thailand yang US$ 280. Dan saya percaya, skala populasi bisa banyak membantu," imbuhnya.
(wep/dnl)