Sri Mulyani: Hilangkan Tradisi Ewuh Pakewuh

Markus Pajak Rp 25 Miliar

Sri Mulyani: Hilangkan Tradisi Ewuh Pakewuh

- detikFinance
Selasa, 30 Mar 2010 20:18 WIB
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, untuk menegakkan etika dan disiplin internal di kementeriannya, budaya ewuh pakewuh (sungkan: bahasa Jawa) harus dihilangkan.

Dia mengatakan, selama ini pihaknya kerap kali melakukan diskusi untuk mengidentifikasi lemahnya penegakan etika dan disiplin pegawai di lingkungan Kementeriannya.

"Dalam kultur birokrasi, ewuh pakewuh ini harus dihilangkan. Siapapun dia," ujarnya dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Selasa (30/3/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani menilai budaya ewuh pakewuh antar pegawai masih susah dihilangkan, sehingga ketika muncul kecurigaan terhadap salah satu pegawai di lingkungannya, antar sesama pegawai lebih cenderung untuk mendiamkannya.

"Mungkin karena mereka belajar sama-sama dan di asrama sama-sama, kerja sama-sama lalu menjadi tidak enak untuk melaporkan tindakan mencurigakan dari rekan kerjanya," tuturnya.

Hal senada dilontarkan oleh Ketua Komite Pengawas Perpajakan (KPP) Anwar Suprijadi. "Problemanya kan ewuh pakewuh," ujarnya pada tempat yang sama.

Pernyataan Sri Mulyani tersebut sehubungan dengan mencuatnya kasus markus pajak Rp 25 miliar, yang tersangkanya berasal dari lingkungan Kementrian Keuangan, tepatnya Ditjen Pajak.

Dia juga mengatakan, pihaknya akan memperbaiki mekanisme whistle blower atau pengadu, apabila ditengarai terdapat sikap yang mencurigakan oleh salah satu pegawainya.

(nia/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads