"ECA secara prinsip sudah setujui utangnya di restrukturisasi sampai akhir 2016," kata Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Senin (12/4/2010).
Ia mengatakan, saat ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) aviasi itu sedang melakukan finalisasi mengenai detail pembayarannya dengan kreditur asal Eropa tersebut. "Saat ini kita sedang finalisir detail," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ECA.
Tahun ini, Garuda memang berniat menyelesaikan kewajibannya kepada beberapa kreditur sebanyak US$ 527,8 juta. Rincian utang tersebut adalah sebagai berikut ECA sebanyak US$ 241,2 juta, commercial lender US$ 95 juta, Floating Rates Notes (FRN) sebanyak US$ 75 juta dan Rp 108 miliar, serta utang lain-lain US$ 105 juta.
Garuda menargetkan porsi utangnya bisa menurun hingga sekitar US$ 400 juta di penghujung tahun 2010. Hampir seluruh utang tersebut sudah mendapat persetujuan restrukturisasi dari krediturnya.
BUMN Aviasi itu memastikan akan melangsungkan penawaran umum saham perdana sebesar 40% di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada September 2010. Rencana ini molor dari semula yang rencananya digelar pertengahan 2010, atau sekitar bulan Juni.
Sebanyak 40% yang akan dilepas tersebut termasuk jatah 10% saham milik PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebagai hasil konversi utang ke saham sebesar Rp 1 triliun.
(ang/dnl)











































