Hal itu disampaikan Atase Perdagangan KBRI Kairo Lasminigsih Pradjakusumah melalui Syamsu Alam kepada detikfinance, Kamis (29/4/2010).Â
"Produk lain yang mendapat permintaan cukup tinggi yakni daun pintu, furnitur, kerajinan tangan, kayu lapis, kopi, cokelat, kelapa parut, dan udang," ujar Pradjakusumah dalam pertemuan dengan para pengusaha Mesir di KBRI Kairo (27/4/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, melalui CIF 2010 pihaknya berupaya melakukan branding produk nasional, terutama membuka peluang baru untuk produk kosmetik herbal dan meningkatkan peluang untuk produk-produk lainnya seperti kayu lapis, alat-alat tulis, alas kaki, rempah-rempah, mi instan, tekstil, garmen, obat-obatan, kopi dan udang.
Â
Dalam CIF 2010 ini Indonesia melibatkan 15 partisipan perusahaan swasta dan Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Jawa Barat.
Terobosan
Lebih lanjut Pradjakusumah mengatakan bahwa upaya mempromosikan dan menerobos pasar terutama untuk produk-produk yang belum pernah dipasarkan di Mesir seperti produk herbal, tampaknya membuahkan hasil sangat menggembirakan.
"Hal itu terlihat dari tingginya minat para pengusaha Mesir untuk membeli produk-produk tersebut, juga ada permintaan dari negara-negara sekitar Mesir seperti Yordania, Yaman, Maroko, Libya, Saudi dan Libanon," papar Pradjakusumah.
Bahkan beberapa perusahaan Indonesia telah memperoleh calon buyer atau agen untuk luar Mesir, antara lain dari Meksiko, Libya dan Sudan, imbuh Lasminigsih yang mendapat gelar Srikandi Produk Indonesia di Mesir.
Secara terpisah Dubes RI AM. Fachir menyelenggarakan resepsi dengan para partisipan CIF 2010 di Wisma Duta, Kairo. Khusus untuk acara ini lebih banyak diundang pengusaha Mesir yang belum pernah berbisnis dengan Indonesia.
"KBRI Kairo memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan para partisipan CIF dari Indonesia kepada para pengusaha Mesir, sehingga mereka dapat memulai berinteraksi dalam business meeting," demikian Fachir.
(es/es)