Negara seperti Portugal, Italia, Sepanyol, Irlandia, dan Yunani berpotensi mengalami kondisi fiskal yang sangat berat dengan rasio utang pemerintah jauh di atas tingkat maksimum yang disepakati yaitu 60%.
Kondisi ini membuat jatuhnya kepercayaan kepada surat utang negara-negara tersebut dan menyeret perlemahan mata uang Euro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikannya dalam pidato penyampaian keterangan Pemerintah tentang kerangka ekonomi makro pada tangun anggaran 2011, di Sidang Paripurna DPR RI, Jakarta, Kamis (20/5/2010).
Sri Mulyani mengatakan akibat situasi di Eropa tersebut akan berpotensi menyebabkan krisis keuangan yang meluas, akibat dampak sistemik kepercayaan yang menurun. Pelemahan mata uang Euro, dan jatuhnya harga surat utang negara yang berpotensi mempengaruhi kesehatan sektor keuangan dan perbankan.
Menurutnya, meski secara umum kinerja perekonomian dunia terus menunjukkan sinyal perbaikan, namun situasi ekonomi dunia masih bisa dikatakan rapuh.
Pemulihan ekonomi dunia saat ini, lanjut Sri Mulyani, ditopang oleh pasokan likuiditas global melalui intervensi kebijakan moneter yang ekspansif, dan kebijakan fiskal yang counter cyclical secara masif disemua negara.
Dan hal itu menyebabkan terjadinya perbaikan, misalnya di China yang berhasil mencetak pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2010 sebesar 11,3%. Angka ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
"Yang menimbulkan masalah baru yaitu ancaman overheating terutama pada sektor properti," tukasnya.
(nia/qom)