"Dia joint dengan Indonesia akan menambah produksi garam lokal akan ada sistem plasma inti," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di acara MoU antara Cheetam Salt dengan Bupati Nagakeo di Kemenperin, Kamis (17/6/2010).
Hidayat menjelaskan jika kerjasama ini sudah direalisasikan maka akan ada tambahan produksi garam nasional sebesar 250.000 ton per tahun. Diharapkan akan terserap 2000 tenaga kerja dari realisasi kerjasama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Cheetam Salt Andrew Speed mengatakan pihaknya saat ini sudah berinvestasi pabrik pengolahan garam di Cilegon sebesar 3 juta dollar Australia. Mengenai kemungkinan pembangunan pabrik di NTT, Andrew menegaskan masih memfokuskan pada realisasi kerjasama menggarap 2100 hektar lahan garam di NTT.
"Kita masih perlu lakukan studi kelayakan selama 12 bulan," katanya.
Sementara Bupati Nagakeo Johanes Ao mengatakan lahan yang disiapkan pemda merupakan lahan rakyat. Lahan seluas 2100 hektar itu akan menjadi sentra produksi garam.
"Pemda tugasnya melakukan pendekatan agar tanah milik masyarakat bisa diguanakan," kata Johanes.
Seperti diketahui produksi garam Indonesia rata-rata pertahun hanya mencapai 1,1-1,4 juta ton sementara kebutuhan garam lebih besar yaitu 2,985 juta ton artinya Indonesia masih banyak mengimpor garam. Bahkan pada tahun 2015 diperkirakan kebutuhan garam dalam negeri mencapai 5 juta ton karena didorong oleh peningkatan permintaan garam industri dan rumah tangga.
Â
Â
(hen/dro)