BPS: Jumlah Penduduk RI 237 Juta, Laki-laki Lebih Banyak

BPS: Jumlah Penduduk RI 237 Juta, Laki-laki Lebih Banyak

- detikFinance
Kamis, 01 Jul 2010 17:36 WIB
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk Indonesia dalam sensus tercatat tembus 237 juta orang. Namun angka jumlah penduduk ini tidak akan melebihi 238 juta orang.

"Angka masih proses angka yang telah masuk sudah lewati 237 juta. Tidak akan tembus 238 juta. Ini momentum akan kita kejar agar 16 Agustus bisa diumumkan Presiden di DPR dalam paripurna," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Kamis (1/7/2010).

Berdasarkan perolehan jumlah penduduk tersebut, Rusman menyatakan jumlah laki-laki masih terbanyak dibandingkan jumlah perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya Tuhan Maha Adil. Masih banyakan laki-laki daripada perempuan. Kaltim banyak laki-laki dibandingkan perempuan karena lapangan kerja lebih banyak ke pertambangan. Di Sumatera Barat, perempuan lebih banyak dibanding laki-laki karena banyak yang merantau," ujarnya.

Rusman menyatakan per 30 Juni 2010 pelaksanaan sensus penduduk telah berakhir dan tidak ada lagi perpanjangan waktu hingga Juli 2010. "Kami sudah menyelesaikan sampai 100 persen pada 30 Juni ini dan mudah-mudahan Tuhan mengizinkan," harapnya.

Rusman menjelaskan, beberapa waktu lalu sisa data yang harus dikumpulkan justru sebagian besar menunggu dari penghuni apartemen di Jakarta.Β  Untuk itu dia mengharapkan ada kesadaran dari penghuni apartemen yang selama ini jadi sorotan guna mengisi formulir yang disediakan.

Bila ada masyarakat yang kurang kooperatif dalam pelaksanaan sensus penduduk, pihaknya masih bisa melakukan persuasif dan belum memberlakukan proses hukum. Tapi jika ada yang kelewatan maka BPS tak segan-segan untuk mengenakan sanksi.

Sedangkan untuk penduduk 'istimewa' yang ditemukan dalam sensus penduduk, Rusman menyatakan BPS akan lakukan pengecekan data untuk mendapatkan bukti atas pernyataan yang telah diberikannya. Pasalnya, hal tersebut menyangkut wibawa BPS.

"Untuk orang tua di Indonesia yang mengaku berumur 140-120 tahun. Kalau dia bilang 140 buktinya apa, harus ada pembuktian lain. Di Amerika sampai uji medis, di Indonesia dengan probbing dengan dilihat dari kejadian penting yang ada di sekitar dia, anak tertuanya umurnya berapa, yang muda berapa. Jadi, kalau tertua dan dapat award harus kita lihat buktinya karena menyangkut wibawa BPS juga," jelasnya.

(nia/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads