Garuda Food Lebarkan Pasar ke China

Garuda Food Lebarkan Pasar ke China

- detikFinance
Kamis, 01 Jul 2010 18:30 WIB
Jakarta - Garuda Food berencana akan memperkuat penetrasi pasar produk kacangnya ke China. Perseroan tengah mengkaji melakukan joint venture dengan perusahaan di China untuk produk kacang.

Saat ini Garuda Food telah memiliki pabrik patungan dengan pengusaha lokal di China untuk produk biskuit dan permen kacang merek Ting Ting. Selain juga melakukan ekspor langsung untuk produk unggulan mereka.

"Garuda Food ada pabrik di China, usaha joint venture produksi biskuit sejak 2006. Tahun 2011 semoga bisa untuk kacang," kata CEO Garuda Food Sudhamek AWS di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (1/7/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan pasar di China cukup menggiurkan bagi makanan ringan seperti kacang. Terlebih lagi, adanya proyeksi adanya tambahan 730 juta pasar baru di China yang dipicu adanya orang-orang pedesaan yang mengalami perbaikan kondisi ekonomi.

"Itu peluang yang harus dikejar," jelasnya.

Menurutnya langkah joint venture dengan memproduksi makanan dan minuman di China menjadi penting ketika kebijakan pemerintah China melakukan hambatan 'halus' bagi produk-produk makanan minuman impor. Artinya ruang gerak produk makanan minuman impor dibatasi pemasarannya.

"Selama ini, China melakukan tindakan non tariff barrier dengan smart protection, China menerapkan, untuk barang-barang yang masuk China, tidak masuk ke gerai-gerai tertentu," jelasnya.

Sehingga kata dia, jika ingin bebas di pasarkan ke semua gerai ritel di China, maka produk tersebut harus diproduksi di China.

"Caranya, kita investasi langsung atau bikin joint venture investasi di sana, atau maklon (menumpang produksi di pabrik perusahaan sejenis di China)," jelasnya.

Sudhamek juga menambahkan, masalah hambatan juga terjadi dalam hal pemeriksaan tertentu, untuk jenis makanan tertentu jika barang itu berasal dari makanan atau minuman impor.

"Jadi semacam Sucofindo (surveyor) di sana untuk verifikasi kadar bakteri tertentu, kandungan produk. Jadi harus memenuhi ambang batas yang ditetapkan," jelas Sudhamek.

(hen/dnl)

Hide Ads