"Kalau ini sudah beroperasi, maka penggunaan BBM untuk listrik di wilayah Bima akan berkurang dan digantikan dengan batubara," ujar Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan di sela kunjungan kerja jajaran Direksi PLN di lokasi PLTU NTB I, Bima, NTB, Senin (5/7/2010).
Dahlan memaparkan, proyek yang masuk dalam program 10.000 MW itu telah mendapatkan telah mendapatkan komitmen pendanaan dari Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (ASBANDA) sebesar US$ 10,911 juta dan Rp 155,93 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini secara keseluruhan pembangunan baru mencapai 13,38%," kata Dahlan.
Direktur Energi Primer PLN, Nur Pamudji memperkirakan kebutuhan batu bara untuk PLTU pertama tersebut di Bima itu, sekitar 8.000-9.000 ton per bulan. Rencananya, pasokan tersebut akan berasal dari tambang batu bara yang berada di Kalimantan.
Sementara itu, Direktur Operasi Indonesia Bagian Timur, Vickner Sinaga menambahkan, kehadiran PLTU tersebut nantinya akan memperkuat sistem kelistrikan di wilayah Bima.
"Beban puncak Bima 23 MW, saat ini pasokannya berasal dari PLTD-PLTD. Dengan beroperasi PLTU ini maka pasokan di Bima semakin handal," jelasnya.
Setelah PLTU NTB I, lanjut Vickner, satu unit PLTU NTB II dengan kapasitas 25 MW akan menyusul beroperasi secara komersial pada Oktober 2011. Sementara unit kedua akan dengan kapasitas yang sama akan beroperasi pada Desember 2011. Kehadiran PLTU itu akan memperkuat pasokan listrik di Pulau Lombok.
"PLTU NTB II dengan kapasitas 2x25 MW ini merupakan bagian dari proyek 10.000 MW tahap I," jelasnya.
Pembangkit ini dibangun oleh PT Barata Indonesia (Persero) dengan sumber pendanaan berasal dari ASBANDA senilai US$ 30,78 juta dan Bank Mega sebesar Rp 361,895 miliar.Saat ini progres pembangunan pembangkit tersebut yang berada di Dusun Jeranjang, Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, baru mencapai 10,49%.
Selain kedua PLTU tersebut, PLTU lainnya dengan kapasitas 1x25 MW juga sedang dibangun PLN di Jeranjang dan akan beroperasi pada Oktober 2010. Pembangunan PLTU ini mendapatkan pendanaan dari APBN.
"Saat ini beban puncak Lombok 110 MW, sementara daya mampu PLN baru 75 MW. Jadi sisanya sewa genset, dibantu oleh Pemda sebesar 4 MW," tambahnya.
(epi/ang)











































