Demikian hal itu dikemukakan oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (9/7/2010).
"PPA (PT Perusahaan Pengelola Aset), Danareksa dan Bahana akan ikut back up untuk pendanaan. Nanti teknisnya akan diambil oleh Antam (PT Aneka Tambang Tbk)," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Antam itu punya bargaining position yang kuat untuk dapat memenangkan negosiasi nanti," ujarnya.
Sebelumnya, Mustafa menyebutkan jumlah dana yang harus dicari mencapai US$ 700-800 juta. Mustafa menambahkan, kebutuhan dana akan dipenuhi oleh 3 BUMN tadi, namun menurut Mustafa.
Ia mengatakan, Kementerian BUMN sedang melakukan penyusuna proposal yang akan diberikan Oktober tahun ini. Meski kontraknya baru habis di tahun 2013, namun proposal penawaran harus masuk paling lambat Oktober 2010.
"Persiapan proposal sudah konsep final. Nanti akan kita serahkan bulan Oktober," ujarnya.
Selain 4 BUMN itu, pemerintah juga mempersilakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara untuk ikut membeli sebagian saham di Inalum.
Inalum merupakan sebuah perusahaan patungan yang bergerak dalam industri aluminium dengan kapasitas produksi sekitar 230.000-240.000 ton per tahun.
Saat ini, Pemerintah Indonesia menguasai kepemilikan sebesar 41,13 persen saham di perusahaan itu, sementara sisanya sebesar 58,87 persen dikuasai Jepang.
Inalum adalah satu-satunya perusahaan lokal yang bergerak di sektor produksi aluminium. Selama ini, hasil produksi Inalum sebagian besar dikirim ke Jepang, dan Indonesia sendiri harus mengimpor alumunium dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
(ang/qom)











































