Kolaborasi Panasonic-Gobel setidaknya telah menghasilkan produk-produk elektronik di Indonesia seperti Kamera, AC, Kulkas, mesin cuci dan lain-lain, namun selama periode 50 tahun tersebut belum terjadi pembangunan industri yang terintegrasi karena ada beberapa produk yang masih impor seperti produk televisi.
"Impor kita secara total hanya kira-kira 17 %," kata Wakil Presiden Direktur PT Panasonic Gobel Indonesia Rinaldi Sjarif usai acara konferensi pers di Ritz Carlton, Rabu (25/8/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakannya produk impor Panasonic umumnya produk TV karena belum dibuat di Indonesia dan barang-barang high end.
Selain itu juga mengenai penggunaan komponen lokal, produk Panasonic yang memiliki teknologi tinggi tingkat kandungan lokalnya masih rendah. Sementara untuk produk-produk elektronik dasar seperti radio komponen lokalnya sudah di atas 70%.
"Tingkat komponen lokal tergantung produknya," katanya.
Sementara itu Sekjen Kementerian Perindustrian Agus Tjahajana mengatakan penggunaan komponen impor dalam era industrialisasi saat ini tak bisa dihindari. Di berbagai negara hal semacam ini lazim terjadi dengan komposisi tertentu.
"Di mana-mana semua sudah campuran," kata Agus di tempat yang sama.
Ia mengatakan pengembangan industri komponen sangat penting agar industri di dalam negeri bisa menjadi bagian penyuplai industri elektronik dunia. Menurut Agus, alat atau produk di sektor elektronik sangat sekali berubah, dan posisi Indonesia akan sulit mengejar Jepang.
"Jadi yang harus diperkuat adalah industri komponen, terutama komponen-komponen aktif seperti IC, yang harus diperkuat karena bisa dijual ke mana saja," katanya.
(hen/dnl)