Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan pengembangan gandum di Indonesia saat ini masih akan diarahkan sebagai tanaman pangan alternatif masyarakat. Sementara untuk pengembangan gandum untuk skala kebutuhan industri masih terlalu jauh tingkat kelayakannya.
Bayu menuturkan tanaman gandum tropis sejatinya memiliki perbedaan dengan karakter tanaman padi. Tanaman gandum merupakan tanaman kering, di mana lokasi lahan yang cocok justru tak bisa ditumbuhi padi dan periode waktu tanam berbeda dengan padi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah ada beberapa hektar (lahan gandum). Diusahakan sebagai tanaman masyarakat. Nggak usah berambisi misalnya mengantikan impor (gandum)," kata Bayu di Kampus IPB, Bogor, Selasa (26/10/2010).
Ia mengatakan untuk bisa mencapai produksi gandum sebanyak 1 juta ton saja di Tanah Air setidaknya memerlukan lahan seluas 350.000 hektar. Luas lahan sebanyak itu akan sulit diperoleh karena harus bersaing dengan komoditas lainnya seperti jagung dan tebu.
"Lahannya dari mana?," katanya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies mengatakan impor gandum diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga 100% selama 10 tahun mendatang.
Saat ini jumlah impor gandum per tahunnya mencapai 5-6 juta ton gandum, artinya akan ada potensi impor gandum hingga 10 juta ton.
Ratna mengakui saat ini kebutuhan gandum di dalam negeri 100% masih diimpor. Hal ini karena suplai gandum belum dapat dipenuhi di dalam negeri, gandum dianggap hanya tumbuh baik di iklim subtropis.
Menurutnya gandum tropis bisa menjadi pilihan, jenis gandum ini bisa ditanam di Indonesia yang beriklim tropis.
Aptindo sendiri sudah melakukan pengembangan gandum tropis selama 10 tahun terakhir. Pakar pangan dari India, Nagarajan pada tahun 1999 telah memperkenalkan varietas gandum tropis di Indonesia.
Lokasi penelitian pengembangan gandum tropis misalnya di dataran menengah seperti Karanglo Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah dan dataran tinggi Kopeng Salaran dan Piji Salatiga Jawa Tengah.
Hasilnya diketahui tanaman gandum tropis bisa diserang hama kutu daun, ulat pemakan malai, ulat penggerak batang, ulat tanah, dan orong-orong. Sementara tanaman gandum bisa diserang penyakit tanaman yaitu bercak jerawat hitam, penyakit layu, dan kudis malai.
Penanaman gandum di Indonesia sudah dimulai pada awal abad 20 secara terbatas di Jawa yaitu di Pengalengan, Dieng, Tengger, dan Amanumbang. Luas tanaman gandum di Indonesia tak pernah berkembang dan tak pernah melampaui luas lahan 2.000 hektar per tahun, saat ini bahkan saja tersisa beberapa hektar saja.
Penyebabnya pengembangan gandum di Indonesia tak berkembang karena tidak ada penampungan hasil gandum, tak ada upaya khusus dari pemerintah untuk mengembangkan gandum dan tanaman gandum ditanam di dataran tinggi sehingga harus bersaing dengan tanaman sayuran yang lebih menjanjikan.
(hen/dnl)