Menurut Direktur PHE Jambi Merang, Eddy Purnomo, penjualan gas dari Blok Jambi Merang sangat dinantikan banyak pihak. Bahkan menurutnya, hasil produksi gas pertama tersebut merupakan satu-satunya gas yang menjadi andalan pemerintah dari blok-blok migas yang ada di wilayah Sumatera Selatan.
"Padahal banyak KKKS (Kontraktor Kontra Kerja Sama) lain di sana, namun tampaknya kami yang paling siap untuk produksi sehingga saat ini gas dari kami sangat diharapkan," ujar Eddy dalam siaran persnya yang diterima detikFinance, Selasa (2/11/2010)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara untuk Chevron 8.030 BBTU untuk jangka waktu 1 tahun dan akan dikaji kembali tiap tahunnya. Pasokan gas ke Chevron ini dilakukan untuk mendukung produksi minyak dari Blok CPP milik Chevron di Riau," jelasnya.
Kontrak PJBG tersebut memiliki jangka waktu yang berbeda-beda, di mana pasokan gas ke PD Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan dan PT Pembangunan Kota Batam akan berlangsung hingga 9 Februari 2019.Â
"Sementara itu, Kontrak PJBG dengan PLN masih menunggu persiapan PLN untuk menerima suplai gas kami," ujar Eddy.
Â
Ke depan, PLN akan mendapatkan jatah terbesar dari total produksi gas. Berdasarkan rencana awal, mayoritas produksi gas tersebut akan diperuntukkan untuk membantu pasokan gas ke pembangkit listrik mereka di Muara Tawar.
Eddy menambahkan, produksi pertama gas dari lapangan tersebut direncanakan mengalir pada 10 Desember 2010 bertepatan dengan hari jadi Pertamina yang ke-54. Pada tahap awal, diharapkan angka produksi gas dapat mencapai 60 MMSCFD dengan peak production sebesar 120 MMSCFD atau 20 ribu BOEPD yang diperkirakan akan tercapai pada Juli 2011 mendatang.
Produksi ini selain menambah jumlah pasokan gas nasional juga merupakan bagian dari usaha guna memenuhi target 1 juta Barrel Oil Equivalen per Day (BOEPD) yang ditargetkan oleh PT Pertamina (Persero) di tahun 2015.Â
Untuk itu PHE Jambi Merang saat ini tengah mempersiapkan fasilitas gas (gas plant). Tidak kurang dari US$ 242 Juta dikucurkan guna mendukung persiapan produksi gas pertamanya yang diharapkan mampu mencapai produksi puncak sebesar 120 Million Standard cubic Feet per Day (MMSCFD).
Blok Jambi Merang dioperasikan oleh Joint Operating body (JOB) Jambi Merang di mana PT PHE Jambi Merang memiliki Participating Interest 50%, Talisman Jambi Merang (25%) dan Pacific Oil & Gas (25%).
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PHE, Dwi Martono mengaku bangga dengan perkembangan yang terjadi di JOB Jambi Merang.
"Ini semakin menunjukkan bahwa PHE merupakan reliable dan capable operator. Saya optimistis PHE akan terus tumbuh dan berkembang selaku perusahaan migas terkemuka yang mampu mengelola lapangan baik di-onshore (darat) maupun offshore (lepas pantai)," ujar Dwi.
(epi/dnl)