Manajer Senior Komunikasi Korporat Bambang Dwiyanto menjelaskan, pasukan khusus PLN ini bukan sekedar teknisi belaka, namun benar-benar berisi orang dengan mental yang tangguh, fisik yang prima, kedisiplinan yang tinggi dan memiliki keberanian di atas rata-rata serta sangat menguasai betul teknik kelistrikan dengan segala seluk beluknya.
"Mengapa demikian ? Sebab anggota Pasukan Khusus PLN harus bekerja dalam keadaan listrik masih bertegangan, dikenal dengan istilah Live Working atau Hot Line Maintenance," jelas Bambang dalam siaran persnya, Selasa (9/11/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, dilingkungan PLN terdapat 2 kelompok pasukan khusus, yakni Pasukan Khusus PLN Tegangan Menengah (TM) yang bekerja dalam keadaan tegangan 20 Kilovolt atau 20.000 Volt dan Pasukan Khusus PLN Tegangan Ekstra Tinggi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (TT/TET) yang bekerja di dalam keadaan listrik masih bertegangan 500 Kilovolt atau 500.000 Volt !.
"Bandingkan dengan tegangan di rumah yang hanya 220 Volt," imbuh Bambang.
Pasukan Khusus tersebut dilingkungan PLN dikenal dengan nama Tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Pasukan ini pertama kali dibentuk pada tanggal 10 November 1993 yakni Pasukan Khusus pada Tegangan Menengah (TM) 20 KV. Disusul kemudian pada 27 Oktober 2004 terbentuk Pasukan Khusus pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV.
Pembentukan pasukan khusus ini, lanjut Bambang, didasari oleh keinginan PLN untuk meningkatkan kualitas keandalan pasokan listrik ke konsumen dengan berusaha menekan sekecil mungkin angka gangguan listrik.
"Salah satunya dengan cara melakukan pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan jaringan tanpa harus mematikan aliran listriknya alias tanpa harus padam, terutama pemeliharaan atau perbaikan pada jaringan listrik tegangan menengah, tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi," urai Bambang.
Bambang pun membeberkan beberapa manfaat kehadiran pasukan khusus PLN ini. Dari sisi PLN, keberadaan Pasukan Khusus ini memberikan kontribusi yang sangat berarti, diantaranya :
- Menghindari pemadaman listrik akibat adanya pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan sehingga listrik dapat terus tersalurkan ke konsumen.
- Meningkatkan citra perusahaan
- Meningkatkan kesiapan instalasi listrik untuk lebih menjamin kualitas keandalan pasokan listrik ke konsumen
Sedangkan bagi Konsumen :
- Dengan tetap tersalurkannya listrik meski tengah dilakukan perbaikan atau pemeliharaan jaringan maka kenyamanan konsumen dalam menggunakan listrik tidak akan terganggu. Segala aktifitas pun tetap berjalan normal.
- Konsumen akan merasakan adanya pelayanan penyediaan listrik dengan kualitas keandalan yang lebih baik dan terjaga.
Pasukan andalan dalam penanggulangan bencana
Saat ini Pasukan Khusus PLN telah beranggotakan lebih dari 600 orang yang tersebar di 59 unit pelayanan PLN setingkat kantor cabang di seluruh wilayah Indonesia. Selain dididik di dalam negeri, sebagian dari mereka pernah mengenyam pendidikan PDKB di luar negeri, seperti Korsel dan Brasil.
Selain bekerja dengan rutinitas yang telah terjadwal, Bambang menjelaskan, pasukan Khusus PLN berulang kali pernah ditugaskan ke daerah-daerah yang terkena bencana.
"Selain menjalankan tugas kemanusiaan di daerah bencana, pasukan khusus PLN menjadi di andalan dalam melakukan perbaikan instalasi listrik yang rusak akibat bencana, sekaligus sesegera mungkin menormalkan kembali pasokan listrik. Pasukan Khusus ini pernah bertugas pada saat bencana tsunami Aceh, gempa Nias, gempa Padang dan beberapa bencana alam lainnya," urai Bambang.
(qom/dnl)