"Kami sudah mengantongi izin eksplorasi itu sekitar dua minggu yang lalu," kata Martiono Hadianto, Presiden Direktur PTNNT di Mataram, Sabtu (13/11/2010).
Menurut Martiono, kawasan yang dieksplorasi itu masih dalam kawasan 87.000 hektare hutan yang termasuk dalam Kontrak Karya (KK) yang mereka peroleh dari Pemerintah Indonesia tahun 1986.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini Newmont telah menggali 116 lubang eksplorasi di kawasan hutan Desa Ropang, Kecamatan Ropang, Kabupaten Sumbawa. Lubang itu digali dengan jarak 200 meter. Lokasi ini berjarak puluhan kilometer arah timur, dari kawasan tambang Batu Hijau, Sumbawa Barat, tempat Newmont mengoperasikan tambang saat ini.
Martiono menjelaskan, Newmont saat ini tengah menyiapkan rencana ekplorasi lanjutan yang akan dimulai tahun depan. Belum dipastikan, berapa lubang lagi yang akan digali. Setidaknya kata dia, Newmont masih harus menggali lubang ekplorasi dengan jarak tiap lubang 40 meter, untuk memastikan kandungan emas dan tembaga beserta material ikutannya.
"Kalau berkaca pada pengalaman Batu Hijau, dalam rencana, kami butuh waktu tujuh tahun untuk eksplorasi dan memutuskan cadangannya ekonomis atau tidak untuk ditambang," ujarnya.
Setelah itu, Newmont juga masih membutuhkan waktu untuk membuat studi kelayakan dan juga membangun konstruksi sebelum memulai eksploitasi. Kapan eksploitasi dilakukan, Martiono belum bisa memastikan.
Sejauh ini, dari hasil ekplorasi sebelumnya, Newmont menemukan potensi cadangan emas dan tembaga di Blok Elang lebih besar dibanding potensi cadangan emas dan tembaga di Batu Hijau.
Kasan Mulyono, Public Relation Manager NNT mengkonfirmasi, potensi cadangan batu hijau adalah 19 juta troy once emas dan 18 miliar pound tembaga. Satu once emas setara 31,103 gram, dan satu pound setara 0,5 kilogram.
(ang/ang)











































