Waralaba Asing Makin Digemari

Waralaba Asing Makin Digemari

Akhmad Nurismaryah - detikFinance
Sabtu, 13 Nov 2010 17:44 WIB
Waralaba Asing Makin Digemari
Jakarta -

Dari sebanyak 150 outlet waralaba yang sedang memamerkan usaha dan peluang bisnisnya di Balai Sidang JCC, Sabtu (13/11/2010), hampir setengahnya diikuti oleh waralaba yang bergerak di bidang F&B (food and beverages). Pengunjung yang datang ke lokasi terlihat antusias mengorek kelebihan waralaba impor alias asing.

salahb satu outlet waralaba asing yang banyak disambangi pengunjung, sebuah outlet makanan ringan bernama Bob Pop. Bob Pop merupakan kudapan yang terbuat dari beras yang baru-baru ini diluncurkan di negeri ginseng, Korea.

"Produk yang kami tawarkan adalah snack beras yang beberapa kami impor dari Korea, mesin dan bahannya (nasi organik) juga dari Korea, namun kitanya sudah produk Indonesia," ujar Iwan Tando, Direktur Bob Pop kepada detikFinance, Sabtu (13/11/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bob Pop yang baru launching di Korea pada Maret 2010 ini sekitar sebulan yang lalu baru masuk ke Indonesia. "Produk ini benar-benar baru, di Indonesia belum ada tokonya bahkan di Asia. Kemungkinan awal tahun depan kami akan membuka tempat untuk produk ini di Grand Indonesia," jelasnya.

Produk baru ini memberikan peluang bisnis dengan konsep makanan sehat dan target pasar yang baru. "Saya ingin membawa konsep makanan sehat ke Indonesia. Ini dari nasi, sesuai dengan perut Indonesia, tanpa minyak, bisa dikonsumsi langsung, memiliki 9 rasa berbeda, sangat baik untuk diet, dan pencernaan juga. Tentunya produk ini dapat sangat kompetitif dan bahkan belum ada kompetitornya untuk produk seperti ini," tegas Iwan.

Selain dapat membuka peluang market baru, produk ini juga menggunakan packaging yang berasal dari bahan recycle paper. Namun, outlet tersebut belum mau membuka kesempatan bagi pengunjung untuk berinvestasi.

"Karena kami masih baru, jadi kami hanya sebatas menawarkan peluang bisnis kepada pengunjung dengan konsep kami dan juga promosi. Mungkin butuh waktu 2-3 tahun lagi untuk bisa menjadi franchise," ujar Iwan.

Selain itu, para pengunjung juga dibuat penasaran dengan salah satu perusahaan waralaba es krim yang bernama Marimari, Perusahaan yang pendanaannya berasal dari malaysia tersebut menawarkan peluang usaha yang cukup menjanjikan dengan konsep kewirausahaan.

"Kami memberikan konsep menciptakan wirausaha, dimana nanti terbagi tiga pihak, yakni wirausaha, investor, dan juga kami. Sistemnya adalah win-win Solution," kata Tedy Wardiana, Head of Operation CLI, kepada detikFinance.

Kemudian, dia menjelaskan, paket investasi yang ditawarkan adalah paket moko (untuk jabodetabek) senilai Rp 200 juta dengan fasilitas lengkap mobil, genset, pembuat es krim, termasuk banner, dan sebagainya.

Dengan nilai awal investasi tersebut, si investor akan mendapatkan nilai flat tiap bulannya sebesar Rp 14 juta. Nilai tersebut tentunya paling besar di antara pihak Marimari dan juga si wirausahawan.

"Kami memberikan asumsi omset usaha ini dengan analisa 500 cone per hari selama sebulan menjadi 15.000 cone. Satu kon dijual dengan harga 3.000, maka keuntungan yang didapat adalah sebesar Rp 45 juta," jelasnya.

Ia menambahkan, nantinya hasil tersebut akan dikurangi biaya operasional. Kemudian baru untung kotornya dibagi 20% untuk si wirausahawan dan Rp 14 jutanya untuk si investor. Baru kemudian jika ada sisanya maka akan dibagikan untuk pihak Marimari.

"Jika berbicara masalah balik modal, tentu kami memiliki aturan yang hampir sama dengan konsep yang kami tawarkan. Ada bagian untuk investor, wirausaha, dan juga kami," jelas Tedy.

Tedy juga menambahkan, kualitas yang diberikan oleh Marimari sangatlah kompetitif dan target pasarnya adalah untuk segala umur. Tidak membuat segmentasi tertentu. "Kami siap untuk berkompetisi, dan selama ini kami pun berpengalaman, lagi pula harga produk yang ditawarkan oleh kami sangat terjangkau," imbuhnya.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads