Menperin: Perlu Waspada Berunding dengan India

Menperin: Perlu Waspada Berunding dengan India

Feby Dwi Sutianto - detikFinance
Senin, 13 Des 2010 10:25 WIB
Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengingatkan untuk waspadai perundingan dengan India dalam rangka kerjasama bilateral menyeluruh Indonesia-India Comprehensive Economic Cooperation (II-CECA).

Meskipun saat ini Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan India dan pelaku usaha swasta nasional relatif lebih siap bermitra dan bersaing dengan India.

"Jangan lupa mereka perunding-perunding ulung. Di dunia, middle manager banyak orang India. Kita juga mesti waspada jangan sampai dikalahkan dalam perundingan," tegas Hidayat saat dihubungi detikFinance, Senin, (13/12/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hidayat menuturkan, jika dipersiapkan dengan baik dan matang kerjasama bilateral menyeluruh antara Indonesia dengan India sangat menguntungkan. Setidaknya India bisa menjadi opsi bagi pengusaha nasional dalam memanfaatkan peluang dari India selain dari China.

India selama ini sudah terkenal denganΒ  penguasaan teknologi yang bagus, mesin-mesin yang kompetitif, khususnya dibidang IT (teknologi informasi). Selain itu India juga memiliki pasar yang sangat besar, melebihi pasar Indonesia.

Dikatakan Hidayat, berbagai persiapan telah dilakukan Indonesia dalam rangka menyambut perundingan dengan India. Dua pekan lalu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan telah berkunjung ke India bertemu banyak kalangan swasta terkait penjajakan investasi ke Indonesia.

"Tanggal 22 Januari (2011) presiden akan ke India," katanya.

Saat ini Indonesia bersama India tengah menyiapkan kerjasama bilateral komprehensif di bidang perdagangan barang dan jasa, investasi dan kerjasama teknik yang terangkum dalam Indonesia-India Comprehensive Economic Cooperation (II-CECA).

Kedua negara juga sudah masuk dalam kerjasama perdagangan bebas yang diwadahi melalui ASEAN-India Free Trade Agreement (AI-FTA).

Indonesia maupun India sudah sepakat untuk membahas perundingan II-CECA. Untuk mencapai perundingan masih membutuhkan beberapa pertemuan untuk merumuskan pembahasanΒ  dan lokasi perundingan.

Latar belakang pembentukan kerjasama ini karena kedua negara yaitu Indonesia dan India memiliki daya saling melengkapi yang sangat tinggi dibidang perdagangan barang dan jasa, investasi dan kerjasama teknis. Kedua negara sama-sama memiliki kesempatan untuk meningkatkan perdagangan dan investasinya.

Berdasarkan data total perdagangan kedua negara selama Januari-2010 telah mencapai US$ 8,2 miliar atau meningkat 38,16% dari periode yang sama tahun 2009. Indonesia tercatat mengalami surplus ekspor hingga US$ 4,01 miliar dari total perdagangan dengan India.

Meski diakui tingkat bea masuk impor yang dikenakan oleh negeri Hindustan tersebut relatif masih tinggi yaitu rata-rata 35%. Dengan adanya kerjasama perdagangan bebas ASEAN dan India, termasuk bilateral Indonesia-India melalui II-CECA maka masalah tarif bisa ditekan ke titik yang bisa menguntungkan kedua negara.

Di bidang investasi kedua negara berpeluang mengembangkan investasi, misalnya India berpeluang menanamkan investasi di Indonesia dibidang makanan, serat tekstil, plastik, produk kayu, produk agro, farmasi, mesin-mesin, audio visual, telekomunikasi, IT, pendidikan dan lain.

Sementara Indonesia juga berpeluang berinvestasi di India seperti di sektor kimia, infrastruktur, hotel, rumah sakit, pariwisata, mesin-mesin kelistrikan dan non kelistrikan dan lain-lain.

Seperti diketahui pada bulan Oktober 2005 kedua kepala negara sepakat untuk membentuk II-CECA yang merupakan kerjasama komprehensif. Setidaknya sudah dilakukan studi kelayakan sengan membentuk studi bersama antara Indonesia-India yang telah selesai September 2010 lalu.

(hen/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads