Chairul Tanjung Bagi-bagi Buku

Chairul Tanjung Bagi-bagi Buku

- detikFinance
Senin, 20 Des 2010 12:26 WIB
Jakarta - Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung bagi-bagi buku. Bukan mengenai dirinya, namun buku mengenai prospek perekonomian 2011 yang dikupas tuntas oleh KEN.

Buku yang dibagi-bagikan secara gratis tersebut salah satunya berjudul Komite Ekonomi Nasional - Prospek Ekonomi Indonesia 2011 dimana berisi tantangan dan risiko yang perlu diantisipasi kedepan.

"KEN membagikan 2 buku kecil satu besar dan satu kecil dimana ini dimaksudkan bahwa kami mencoba memotret perekonomian 2010 yang akan dilewati dan prospek ekonomi di 2011.," ujar Ketua KEN Chairul Tanjung dalam sebuah seminar KEN Prospek Ekonomi 2011 di Menara Bank Mega, Jalan Tandean, Jakarta, Senin (20/12/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chariul memaparkan, prospek ekonomi kedepan masih akan diwarnai oleh beberapa tantangan. Menurutnya, potensi bubble dan capital outflow akan menjadi salah satu tantangan dan risiko domestik yang akan dihadapi Indonesia pada 2011.

"Pada 2011 mendatang prospek perekonomian Indonesia akan lebih baik. Namun ada beberapa tantangan dan risiko," ujarnya.

Dalam bukunya, KEN mengungkapkan beberapa tantangan dan risiko yang perlu diantisipasi dan disorot, baik dari dalam maupun dari luar negeri ini.

Adapun tantangan domestik dan risiko domestik yang dinilai KEN harus diperhatikan dimana terdiri dari sembilan poin yaitu:

  1. Tantangan atas kemungkinan terjadinya gelembung asset (assset bubble) dan inflasi karena kurangnya daya serap ekonomi nasional terhadap masuknya modal asing, termasuk jangka pendek
  2. Risiko terhentinya arus modal dan terjadinya penarikan kembali modal masuk dalam jumlah besar.
  3. Subsidi energi dan alokasi yang tidak efisien
  4. Risiko inflasi, terutama dipicu oleh komponen makanan, pendidikan, dan ekspektasi inflasi.
  5. Infrastruktur dan interkoneksi (transportasi) yang kurang memadai
  6. Peningkatan daya saing, perbaikan pendidikan dan pelatihan serta penambahan pasokan tenaga teknik terdidik, menjadi penghambat bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi produksi (terutama padat karya), menghambat pertumbuhan investasi dan mengurangi penciptaan nilai tambah dan lapangan kerja
  7. Daya serap atau belanja pemerintah baik pusat maupundaerah, yang masih belum optimal
  8. Risiko berkaitan dengan politik dan hukum
  9. Risiko perubahan iklim, bencana alam, dan krisis keuangan.

Sementara itu, tantangan dan risiko global kedepan yakni :

  1. Pemulihan ekonomi negara maju masih akan lama akibat persoalan struktural sehingga berdampak negatif terhadap pemulihan global.
  2. Geopolitic-Geoeconomy G2 dimana penyelesaian persoalan ketidakseimbangan ekonomi dunia, perang kurs dan potensi perang Korea sangar tergantung kepada G2 (China-AS).
  3. Kebijakan banjir likuiditas AS melalui QE 2 diambil untuk menyelamatkan diri sendiri.
  4. Dilemma perang kurs.
  5. Risiko gagal bayar hutang negara-negara Eropa.

"Dari tantangan-tantanga yang masih akan mewarnai pertumbuhan ekonomi di 2011, KEN masih optimistis akan prospek ekonomi yang lebih baik," tutup Chairul.

(dru/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads