Industri Tutup, Bank Sentral Jepang Siapkan Stabilisasi Pasca Tsunami

Industri Tutup, Bank Sentral Jepang Siapkan Stabilisasi Pasca Tsunami

- detikFinance
Jumat, 11 Mar 2011 15:49 WIB
Tokyo - Sejumlah pembangkit nuklir, kilang minyak, dan beberapa pabrik ditutup sementara menyusul terjadinya gempa yang menyebabkan tsunami. Otoritas Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) menjanjikan semua upaya untuk tetap menstabilkan pasar finansial.

BoJ berjanji akan tetap menstabilkan pasar finansial setelah tsunami menyebabkan yen merosot dan indeks saham Nikkei-225 anjlok. Pada perdagangan Jumat (11/3/2011) sore, yen merosot ke 83,30 dolar sesaat setelah terjadinya gempa, dibandingkan posisi sebelumnya di 82,91 dolar. Indeks Nikkei ditutup merosot 179,95 poin (1,7%) ke level 10.254,43, yang merupakan titik terendahnya dalam 5 pekan terakhir.

Kerugian akibat gempa dan tsunaami di Jepang itu diprediksi cukup besar mengingat banyak pabrik mobil dan semikonduktor di kawasan Utara Jepang itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada beberapa pabrik mobil dan semikonduktor di Utara Jepang, sehingga akan ada dampak ekonomi sehubungan dengan kerusakan pabrik," ujar Yasuo Yamamoto, ekonom senior Mizuho Research Institute seperti dikutip dari Reuters.

Raksasa elektronik Jepang, Sony Corp yang merupakan salah satu eksportir terbesar Jepang dilaporkan menutup sementara 6 pabriknya. Hokuriku Electric Co mengatakan 3 reaktornya di pembangkit nuklir Onagawa di bagian Utara Jepang mati secara otomatis setelah gempa.
Namun tidak ada kebocoran nuklir yang dilaporkan sejauh ini. JX Nippon Oil & Energy Corp yang merupakan salah satu kilang paling besar di Jepang juga menghentikan sementara operasionalnya di 3 kilang Sendai, Kashima, dan Negishi.

Electric Power Development (J-Power) juga menghentikan sementara operasionalnya pembangkit listrik tenaga thermal Isogo. Stasiun televisi setempat me;aporkan kebakaran juga terjadi di kilang Cosmo Oil di Chiba, bagian Timur Tokyo.

Perekonomian Jepang akan terkena dampak dari kerusakan setelah tsunami ini. Pada kuartal IV-2010 lalu, perekonomian Jepang sudah membaik dan diprediksi akan meningkat lagi pada 2011 menyusul membaiknya ekspor dan produksi industri. Namun gempa yang telah mengganggu industri di Jepang itu diperkirakan memberi dampak secara jangka pendek.

"Pemerintah mungkin harus menjual lagi obligasi, namun ini adalah darurat dan tidak dapat dihindari," imbuh Yamamoto.

Media Jepang melaporkan 5 orang tewas dan puluhan terluka. Jalan-jalan retak terjadi sejumlah kerusakan setelah tsunami setinggi 10 meter melanda pelabuhan Sendai. Bandara Narita juga ditutup sementara, sementara layanan kereta api dihentikan. Suplai listrik di rumah-rumah juga dimatikan.
(qom/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads